Page 45 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 45

Antologi Ccrpen Remaja


       cemas? Bu, apa } ang menimpa papa nggak akan menimpa Agi.
       jadi..."
              "Stop Agil Janganungkit-ungkitmasalah itu atau..."
              "Ibu mau tampar Agi lagi? Ayo tampar!" kudekatkan
       mukaku ke muka Ibu.
              "Ibu  mohon Gi..."  kata  Ibu  pelan  dan  melangkah
       meiiinggalkanku di ruang keluarga. Kupandangi punggung Ibu
       hingga batas jangkauan mataku. Aku terdiam sesaat, kembali
       mengenang peristiwa tragis yang menimpa papa. Papa adalah
       seorang pengacara  yang mapan. Telah banyak kasus yang
       diselesaikan oleh papa, namun ternyata dari semua kasus yang
       ditangani, ada satu kasus yang tak pernah terselesaikan, bahkan
       menjadi kasus terakhir yang ditangani papa. Papa ditemukan
       tewas di salah satu gedung kesenian di Jakarta saat tengah
       menangani kasusu itu. Sampai sekarang, tak pernah diketahui
       apa alasan si pembunuh bahkan, pembunuhnya pun belum
       ditemukan. Pihak kepolisian telah melupakan peristiwa tragis itu
       dan menganggapnya hanya sebagai kecelakaan semata.
              Lamunanku terhenti  kala  tangan dingin  menyentuh
       pipiku, kudongakkan wajahku. Kupandangi sosok yang berdiri
       di depanku sambil membawa satu buket mawar putih, kesukaan
       Ibu.
              "Mbak Dewi?!" pekikku ketika kusadari identitas sosok
       di depanku.
              "Agi, ngelamun ya?! Dari tadi Mbak berdiri di sini loh"
       kata mbak Dewi sambil duduk di sampingku, diletakkannya
       buket berisi dua belas tangkai mawar putih yang dibawanya di
       atasmeja.


       38
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50