Page 46 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 46

"Ah, nggak kok" kataku sambil tersenyum malu.
                "O ya,  mana Ibu"  mbak Dewi melayangkan
         pandangamiya ke seluruh ruang keluarga.
                "EmiTUTi... mungkin di kamar" jawabku mengambang.
                "Kenapa Gi? Habis ribut sama Ibu?" tebak mbak Dewi.
         Entah mengapa sedari dulu mbak Dewi selalu tabu isi hatiku.
                "Agi... Agi... apalagi sih yang kamu ributkan?"
                "Ibu nggak setuju aku masuk PSIS Mbak, Ibu pengen aku

         masuk PSIA" kataku, kubenamkan mukaku di kedua telapak
         tanganku.
                "Oh, Gi, apa salahnya nurutin Ibu? Toh Ibu juga pasti
         pengen yang terbaik buat ka..
                "Ah, Mbak Dewi ini sama aja kayak Ibu!" potongku
         sambil berlari menuju kamar.






                 Beberapa kertas berserakan di lantai, sementara di atas
          meja tulis, buku-buku tebal tak kalah berantakamiya. Sebuah
          kepala menyembul di antara tumpukan buku-buku tebal yang
          berantakan.
                "Huh! Kenapa juga ujian bloknya besok? Aku bener-
          bener nggak siaaaap!" teriakku, kupandangi jam dinding yang
          telah menunjukkan pukul dua dini hari.
                "Hmmm... pokoknya ulangan Ekonomi besok hams
          maksimal!!! Aku pasti bisa masuk PSIS! Harus! Pokoknya harus
          jadi pengacara! Har..." kata-kataku terhenti ketika terdengar
          ketukan di pintu kamarku.


          Sebint      (Sanri \nisa V(;SM.\N IVmalang)                 39
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51