Page 47 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 47

Antologi Cerpen Rernaja


              "Siapa?" tanyaku setengah berteriak.
              "Mbak Dewi" jawab suara di balik pintu. Aku segera
       bangkit dan berlari kecil menuju pintu. Suara derit terdengar
       ketika kubuka pintu setinggi 2,5 meter itu.
              "Ada apa, Mbak?" tanyaku begitu aku persis berada di
       hadapan mbak Dewi.
              "Badan Ibu panas, Gi! Mungkin sebaiknya dibawa ke
       rumahsakit" kata mbak Dewicemas.
              "Ya Tuhan... ya udah,akuambil mobil. Mbak Dewisiapin
       barang-barang yang perlu dibawa"
              Tiga puluh menit kemudian, aku, mbak Dewi, dan Ibu
       .sampai di rumah sakit. Koridor-koridor rumah .sakit terlihat
       kosong, mungkin karena sekarang sudah lewat tengah malam.
       Sementara bau khas rumah sakit menyeruak menusuk hidung.
       Ibu langsung ditangani di ruang UGD. Aku dan mbak Dewi
       hanya diperbolehkan menunggu di depan ruang bertuliskan
       "Uiiit Gawat Darurat, selain  yang berkepentingan dilarang

       masuk".
              "Kira-kira  Ibu sakit apa  ya  Gi" tanya  mbak Dewi
       kepadaku, aku hanya diam karena rupa-rupanya kantuk telah
       menyergapku.
              "Mbak, aku tunggu di mobil aja ya... ngantuk banget
       nih...," pintaku, mbak Dewi langsung mengangguk mengerti,
       "kalo ada apa-apa, panggil aku aja."
              Aku melaiigkahkan kakiku ke tempat BMW hitamku
       terparkir. Kubuka pintu mobil, daii mulai kubaringkan badaiiku
       di jok yang empuk. Sesaat terlintas dalam benakku perkataan
       mbak Dewi beberapa hari yang lalu.


       40
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52