Page 44 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 44

seraya melempar tubuhku ke atas sofa.
                "Lalu apa yang kamu mau? Masuk PSIS?! Gi, nyari
         kerjanya tu susah kalo kamu masuk PSIS"
                "Trus, apa Ibu bisa jamin kalo Agi masuk PSIA, Agi bakal
         gampang nyari kerja?" kupandang wajah Ibu  yang merah
         padam, namun tak  lama kemudian kembali kutundukkan

         mukaku.
                "Agi pengen jadi pengacara..." kataku pelan, namun

         cukup membuat Ibu kaget setengah mad.
                "Apa? Pengacara?" tanya Ibu tak percaya dengan apa
          yang baru saja didengarnya.
                "Ya, Pengacara! Agi pengen kayak papa" kataku seraya
         duduk.
                "Apa? Gi, itulah salah satu alasan Ibu nggak ngijinin
          kamu masuk PSIS"
                "Bu, memang apa salahiaya Agi jadi pengacara? Peristiwa
          itu nggak akan terjadi sama Agi! Ibu terlalu mengkhawatirkan
          hal yang sebenarnya hanya sesuatu yang sepele!"
                 PLAKKK!!! Sebuah tamparan mendarat di pipi kananku.
          Kupandangi Ibu dengan mata berlinang air mata, sementara
          tangan kananku meraba pipi yang terasa panas.
                "Ma... maaf Agi, Ibu nggak bermaksud... Ibu hanya..."
                "Udahlah, walaupun Ibu tampar Agi serlbu kali, Agi
          nggak akan pernah nurutin apa yang Ibu mau!" kataku pelan,
          sebisa mungkin kutahan air mata yang hampir meleleh.
                "Baik, kalo itu yang kamu mau. Tapi jangan harap Ibu
          akan merestui, pokoknya Ibu pengen kamu masuk PSI A! Titik!"
                "Bu, kenapa sih Ibu maksa Agi terus? Kenapa Ibu selalu


          Sfbim       (Santi .Anisa Wi SMAN Pcmalang)                 37
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49