Page 40 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 40

"Silahkan duduk    tanpameraih ulurantangan Juli.
                "lya. Makasih, Tante," Juli  menarik kembali  uluran
         tangamiya yang tak disambut.
                "Maafin ibuku, ya. Dia memang begitu," bisik Ivan di
         telingajuli.
                "Nggnk apa-apa. Ibu kamukan orang terhormat," jawab

         Juli dengan berbisik.
                "Oh, ya.. .Orang tua kamu bekerja di mana?"
                "Ayah saya bekerja di sebuah perusahaan swasta," jawab
         Juli sambil berdebar-debar.
                "Kalau Ibu kamu...."
                "Oh, Ibu saya sudah meninggal dua tahun yang lalu,"
         jawab Juli dengan hati sedih. Matanya menerawang mengingat
          kejadian menyedilakan itu. Namun Juli buru-buru membuang
         rasa sedih itu dan mencoba tersenyum.
                "Jadi, kamu hanya hidup dengan gaji ayah kamu yang
          pas-pasanitu."
                "Bu! Tolong jangan bicarakan materi di depan Ivan. Ivan
          nggnk suka cara Ibu memperlakukan Juli. Juli itu kekasih Ivan,
          Bu!" Ivan marah hebat. Dia hanya nggak tega  melihat Juli
          menangis. Hatinya sangat terluka kalau melihat  kekasih yang
          sanga t dicintainya disakiti walaupun oleh ibunya sendiri.
                 Juli terisak, tak tahan lagi dengan perasaamiya. JuU
          merasa terhina. Memang JuU tidak sekaya keluarga Ivan tapi Juli
          masih punya perasaan, sama seperti manusia yang lainnya.
                " Bu, Ivan, aku pulang dulu...."
                 "Jul, jangan pulang," Ivan mengejar Juli sampai di pintu
          rumah, "Aku nggak mau kehilangan kamu."


              (W'inda Astriyaiii, SMA   Bakti Utama, Bayan, PuAvorcjo)   33
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45