Page 36 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 36

Juli  masih berusaha menghindar dari cinta Ivan yang
         sangat  diharapkaniaya. Seolah  tak  ingin,  padahal  hadnya
         mendesak unhik menerima cinta itu. Meski dia hams menerima
         kenyataan pahit bahwa Ivan akan meninggalkamiya saat dia bisa
         melihat lagi.
                "Aku bukan saja membutuhkanmu, tapi juga membuat
         kamu menderita karena kegelapan."

                "Lalu Ria?"
                "Sekali lagi, takdir buruk ini yang menginginkan kita
         bersatu. Sungguh terlalu untuk mengingkari takdir itu."
                "Lalu Ria?" Juli mengulang lagi pertanyaamiya.
                Semenit berlalu tanpa ada jaw^aban yang bisa diucap dari
         bibir Ivan. Dia ingin melawan takdir yang kini menderanya, tapi
         kalah atau menang hasilnya adalah simalakama, dua-duanya

         membuat luka! Ivan menggeleng keras seolah gelengan itu
         mampu mengibaskan semua masalah yang kmi memenuhi

         kepalanya.
                "Aku memilihmu, Juli. Jangan pernah menyebut nama
         Ria lagi agar aku tak pernah mengubah keputusanku." Lalu
         mendekat dan menggenggam tangan Juli.
                Seperd  melambung saat jari  tangan Ivan  meraih
          tangannya. Meski tak pernah melihat wajah Ivan sebelumnya, di
         angamiya telah hadir seorang pangeran yang sedang meraih
          tangamiya. Pangeran itu adalah Ivan. Adakah pangeran itu
          tersenyum atau malah menangis setelah mengucapkan cintanya?
          Dia tak mau tahu. Ketulusan had Ivan telah ikut membukakan
          hatinya. Persetan  dengan luka  Ria, tak  peduli  dengan
          keterpaksaan Ivan. Ivan hams dimilikinya.

          J»/L.. (XX nida Astriyam. SAfA Tius Bakti IJtaina, Bayaii, Purworcjo)   29
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41