Page 32 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 32

dengan niat baik."
                Juli  sibuk  melarikan  pikiranya  meninggalkan  Ivan
         sendiri.  Bagi  Juli,  meskipun  Ivan  yang  menyebabkan
         kebutaannya, tak  bisa  diingkarinya  juga  kalau  hatinya
         menyimpan kekaguman pada ketulusan dan kemurahan hati
         Ivanyang selalu datang untuk menjenguknya.
                "Bulan depan matamu sudah bisa menjalani operasi. Jika
         Tuhan mengizinkan operasi itu berhasil, kamu bisa melihat lagi."
                Berita baik itu tak juga ditanggapi oleh Juli. Meski ia
         berharap berita  baik itu  terkabul, dia juga belum sanggup
         menghadapi kenyataan bahwa Ivan akan meiiinggalkaiu-iya.
         Kebersamaamiya dengan Ivan selama ini menghadirkan getar

         aneh  di balik dadanya, meskipun ia selalu bersikap dingin
         padanya. Bukan sekali dia menepis rasa cemburu saat Ivan
         bercerita untuk menemaninya, ada Ria yang terluka.
                Tapi cemburu itu tidak beranjak saat ditepisnya, malah
         semakin  menyiksa. Hingga  terkadang  ia  berpikir  bahwa
         takdirnya sebagai tunanetra harus selalu bersama dengan Ivan.
         Dia akan terima daripada harus melihat kepergian Ivan kembali
         ke Ria setelah matanya telah melihat nanti.
                "Saat bisa melihat kembali, jangan kaget kalau cowok
          yang menemanimu selama ini ternyata buruk rupa tapi baik
          hati," goda Ivan melihat kebisuan Juli.
                 Juli mendesah. Dia memang merindukarr wajah Ivan.
          Namun, sedikit pun dia tak mempermasalahkan seburuk dan
         secakep apa pun wajah Ivan nantinya. Lukisan wajah Ivan selalu
          hadir sebagai cowok cakep dalam angannya. Jari-jari halus Ivan
          pernah membawa jarinya menari di atas senar gitar, saat Ivan

          ////i.... (W'mda Astnyam, SM.A Pius Bakri I'raina, Bayan, Purwoicio)   25
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37