Page 30 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 30

mendadak. Cengkeraman antara aspal dan ban radial mobilnya
         menimbulkan bun^d  gaduh. Hati  Ivan, pemilik  mobil itu,
         berdebar tak karuan. Juli terpental jauh mengakhiri suara gaduh
         itu.
                Dengan sigap Ivan turun dari mobil dan melarikamiya ke
         rumah sakit. Suasana yang tidak terlalu ramai sebenarnya bisa
         membuatnya dengan mudah melarikan diri tapi hati Ivan tidak
         tega. Dia tak peduli, mobil yang selama ini tak pernah dihinggapi
         debu, kini berlumur darah. Dia hanya berharap gadis yang kini
         tak bergerak lagi masih bisa diselamatkamiya.
                "Bagaimana, Dok?" serang Ivan saat seorang dokter
         keluar dari ruang ICU, tempat gadis itu dirawat.

                "T eman kamu selamat...."
                 Ivan mencoba tersenyum meski ia menunggu kalimat
          berikutnya yang mungkin saja pahit. Dari mata dokter yang
         sekarang berdiri di depannya,  jelas sekali masih ada yang
          disembunyikan.
                "Tapi  pembuluh  darah  yang  mengalir  ke indera
          penglihataimya pecah."
                "Maksud Dokter, dia tidak bisa melihat lagi? Dia buta?"
          tanyanya lagi.
                 Seolah dunia gelap saat Dokter mengangguk sebagai
          jawaban atas pertanyaannya. Ivan mundur selangkah, duduk
          kembali di kursi ruang tunggu. Meski beberapa saat kemudian
          dia memberanikan diri untuk melangkah menemui gadis itu.
                 Daging hati Ivan seolah tercabik. Gadis di depannya itu
          menatap hampa dan kehampaan itu ikut hadir di balik dadanya.
          Dia tak ingin lagi  membagi waktunya dengan siapa pun.

          ]h/L.. (W'inda \.<rny.im, SNL\ Pius Bakri L'taina, Bayan, Purworcio)   23
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35