Page 55 - E-modul Potyvirus untuk Siswa
P. 55

Temuan  bahwa  SMV  HC-Pro  dan  CP  terlibat  dalam  penularan  kutu  dan  benih

                         didukung oleh pengamatan bahwa isolat lapangan SMV yang ditransmisikan dengan
                         buruk oleh A. glisin juga ditransmisikan dengan buruk melalui benih (Domier et al.,

                         2007).  Pembungkaman  RNA  telah  disarankan  untuk  memainkan  peran  penting
                         dalam transmisi biji dan bintik-bintik kulit biji yang diinduksi oleh virus. Infeksi

                         kedelai oleh SMV, dan  oleh virus lain yang mengekspresikan penekan  kuat  dari

                         pembungkaman RNA, sering menginduksi mottling kulit biji kedelai pada inang dan
                         dengan cara spesifik galur virus (Domier et al., 2007).

                                  Penularan SMV dapat dilakukan juga dengan metode inokulasi mekanik.
                         Melalui metode ini, daun kedelai yang terinfeksi terlebih dahulu diencerkan dengan

                         buffer  fosfat  0,01  M  dan  pH  7,2  dipertahankan  (Severin  et  al.,  2010).  Sebelum

                         aplikasi inokulum SMV, dilakukan pengujian daun dengan 600 mesh carborundum.
                         Inokulasi dilakukan dengan mengoleskan inokulum pada daun tanaman kedelai yang

                         terluka.  Kemudian  tanaman  yang  diinokulasi  diletakkan  di  dalam  rumah  kaca
                         dengan suhu 21°C (Severin et al., 2010). Suhu memiliki pengaruh besar pada masa

                         inkubasi (Rehman et al., 2021). Rentang waktu antara infeksi dan munculnya gejala
                         adalah  dari  4  hari  pada  suhu  29,5°C  hingga  14  hari  pada  suhu  18,5°C  (Hill  &

                         Whitham, 2014).

                      b.  Tanaman Cabai
                                  Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu sayuran penting

                         di  dunia  dan  salah  satu  komoditas  unggulan  hortikultura  di  Indonesia.  Infeksi
                         Potyvirus pada tanaman cabai dapat menurunkan hasil tanaman secara signifikan,

                         salah satunya terserang virus ChiVMV. Chilli veinal mottle virus (ChiVMV) adalah

                         virus  endemik  pada  cabai  terutama  di  negara-negara  Asia.  Partikel  ChiVMV
                         berbentuk  batang  lentur  dengan  ukuran  panjang  750  nm  dan  diameter  12  nm.

                         ChiVMV adalah virus RNA beruntai tunggal (+ssRNA) sense positif yang termasuk
                         dalam anggota genus Potyvirus, famili Potyviridae (Chandrajin et al., 2022). Partikel

                         dari ChiVMV dapat dilihat pada Gambar 24.















                                                                                                              55
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60