Page 57 - E-modul Potyvirus untuk Siswa
P. 57

ChiVMV secara alami ditularkan oleh berbagai spesies vektor aphid dengan

                         cara yang nonpersisten (Borah et al., 2022). Penentu penularan ChiVMV dengan
                         kutu, terjadi melalui interaksi antara HC-Pro dan CP. Di dalam HC-Pro, motif KITC

                         yang terdapat pada ChiVMV dianggap terlibat dalam pengikatan aphid stylet. Motif
                         PTK dalam HC-Pro diperkirakan berinteraksi dengan motif DAG di dekat terminal

                         amino CP yang terbuka. Motif KITC pada ChiVMV dan PTK di HC-Pro, dan motif

                         DAG di CP, telah dipastikan terlibat dalam transmisi kutu ChiVMV. Urutan asam
                         amino tambahan di dekat terminal karboksil HC-Pro dan terminal karboksil CP yang

                         diduga terpapar telah terlibat dalam penularan kutu ChiVMV.
                                  Penularan  ChiVMV  dapat  dilakukan  juga  dengan  metode  inokulasi

                         mekanik. Mekanisme metode ini yaitu inokulum disiapkan dengan menghancurkan

                         daun cabai yang terinfeksi dalam buffer fosfat (0,2 M, pH 7,4) dengan pengenceran
                         1:2 b/v, kemudian diinokulasi secara mekanis pada lima-enam tanaman cabai muda

                         yang sehat pada 2-3 tahap daun dengan menggosokkan bubuk carborundum sebagai
                         bahan abrasif. Inokulasi dilakukan dengan cara mengoleskan inokulum pada daun

                         tanaman cabai yang terluka. Tanaman yang diinokulasi dipelihara di rumah kaca
                                                         o
                         tahan serangga pada suhu 18–24 C dengan kelembaban relatif 75–80% dan gejala
                         infeksi akan muncul setelah 21 hingga 30 hari pasca inokulasi (Chandrajin et al.,

                         2022).
                      c.  Tanaman Kacang Tanah

                                  Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah salah satu komoditi pangan di
                         Indonesia yang bernilai ekonomi tinggi (Febriyanti et al., 2015). Salah satu penyakit

                         penting yang menginfeksi tanaman kacang tanah adalah Peanut Stripe Virus (PStV).

                         PStV adalah anggota dari genus Potyvirus, salah satu kelompok virus terbesar yang
                         menginfeksi  tanaman.  Partikel  PStV  berupa  filamentous  flexuous  rods,  dengan

                         panjang sekitar 752 nm dan diameter 12 nm, yang memiliki koefisien sedimentasi
                                                                                  -3
                         150 S dan densitas apung dalam cesium klorida 1,31 g cm . PStV membawa RNA
                         untai tunggal positif (+ssRNA). Partikel dari ChiVMV dapat dilihat pada Gambar

                         26.












                                                                                                              57
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62