Page 16 - Lolotabang dan Biuqbiuq
P. 16
Tuan Bangsawan mengarahkan pandangannya berkeliling.
Ia melihat para penduduk berkerumun tak jauh dari tempat itu.
Ia tidak bisa berlaku keras kepada gadis ini di hadapan orang
banyak, hal itu hanya akan mengurangi kewibawaannya sebagai
seorang lelaki terhormat.
Lalu Tuan Bangsawan berkata dengan nada dilembut-
lembutkan, “Tidak apa-apa. Ia masih anak-anak, belum mengerti
tata krama terhadap orang yang lebih tua.”
Lelaki itu memberi tanda kepada salah seorang pengawal
untuk mendekat. Kemudian ia membisikkan sesuatu ke telinga
pengawal itu. Tampak sang bawahan mengangguk-angguk
tanda mengerti, lalu segera pergi. Biuqbiuq ingin tahu siasat
apa yang sedang direncanakan Tuan Bangsawan. Ia mengikuti
kepergian si pengawal dari sudut matanya. Ia yakin orang itu
telah diperintahkan untuk melakukan sesuatu. Entah apa. Ia ingin
mengikuti si pengawal tetapi tidak berani meninggalkan kakaknya
sendirian bersama Tuan Bangsawan dan para pengawalnya.
“Kalau begitu, saya harap Tuan tidak memaksa kakak saya
lagi.”
Tuan Bangsawan mendengus kesal. Tangannya sudah gatal
ingin menampar mulut kecil yang sangat lancang itu. Akan tetapi,
di hadapan berpuluh pasang mata penduduk, ia mengurungkan
niatnya.
10