Page 18 - Lolotabang dan Biuqbiuq
P. 18
“Jika kau gagal, aku berhak membawa kakakmu pergi.
Bagaimana?” lanjut Tuan Bangsawan.
Biuqbiuq dan Lolotabang saling berpandangan. Jelas
sekali tergurat kekhawatiran di wajah mereka.
“Bagaimana jika saya menolak tantangan Tuan?” tanya
Biuqbiuq.
Tuan Bangsawan tertawa terkekeh-kekeh, “He he he, kau
keras kepala sekali, ya!”
“Aku tidak mau melakukan kekerasan kepada kalian.
Seharusnya kau bersyukur, Nak, karena aku telah memberimu
kesempatan untuk memilih. Lagi pula, syarat yang kuminta
sangat mudah. Aku yakin, anak pintar dan berotak sekeras batu
sepertimu ini pasti dapat melakukannya,” kata Tuan Bangsawan.
Ia menyerahkan periuk air itu kepada Biuqbiuq. “Kau
harus mengisi periuk ini dengan air sumur di belakang dan
membawanya kembali kemari.”
Biuqbiuq menerimanya dengan bingung. “Mengapa syarat
yang diminta begitu mudah? Apa rencana laki-laki ini?” batin
Biuqbiuq.
Biuqbiuq memandang periuk air itu. Di dasar periuk
terdapat dua lubang kecil. “Periuk itu bocor, atau … sengaja
dilubangi?”
“Tapi, periuk ini bocor!” protes Biuqbiuq.
12