Page 19 - Lolotabang dan Biuqbiuq
P. 19

“Nah, di situlah letak tantangannya!” kata Tuan Bangsawan.

            “Kau tentu punya otak yang pintar di balik kepalamu yang sekeras
            batu itu!”

                    Gadis kecil itu  terdiam. Tuan  Bangsawan  sangat  cerdik
            dan menggunakan kekuasaannya dengan cara yang cerdik pula.
            “Bukan cerdik, tetapi culas!” bantah hati kecil Biuqbiuq.

                    “Aku beri kau kesempatan tiga kali untuk mengisi periuk
            itu dan membawanya ke hadapanku. Jika waktumu telah habis,
            kakakmu akan aku bawa ke istanaku!” ancam Tuan Bangsawan.


                    Mendengar ancaman  itu,  Lolotabang  bergidik. Seluruh
            bulu romanya merinding membayangkan dirinya akan dijadikan
            istri  Tuan Bangsawan. Lelaki itu telah memiliki empat  istri
            sebelumnya yang akhirnya dicampakkan begitu  saja oleh Tuan
            Bangsawan  setelah  ia  bosan.  “Ya  Tuhan,  semoga  saja Biuqbiuq
            berhasil melewati tantangan ini,” batin  Lolotabang sungguh-
            sungguh.

                    “Cepatlah!” hardik Tuan Bangsawan.


                    Hardikan  Tuan  Bangsawan  membuat  Biuqbiuq  gugup
            karena ia belum sempat berpikir. Ia sadar bahwa ia tidak akan
            sanggup melawan kekuasaan sang bangsawan. Ia merasa seolah
            takdir sang kakak berada dalam genggamannya, seperti periuk itu.
            Jika ia gagal, kakaknya akan dibawa pergi. Jika ia berhasil, mereka
            akan dapat  hidup tenang kembali.  Lintasan pikiran seperti  itu
            langsung melecut semangatnya. Ia segera melesat menuju sumur
            di belakang rumah dengan periuk air di tangannya.





                                         13
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24