Page 17 - Lolotabang dan Biuqbiuq
P. 17
“Ha ha ha! Kau sungguh seorang gadis kecil yang tolol!”
ejeknya. “Seharusnya kau gembira karena aku akan mengangkatmu
dari lumpur kemiskinan! Kakakmu akan aku angkat derajatnya
sebagai istriku!”
“Mohon maaf Tuan, kami sudah sangat bahagia dengan
kehidupan kami. Jadi, kami tidak membutuhkan harta atau
kedudukan dari Tuan,” jawab Biuqbiuq tegas. “Lagipula, kami telah
terbiasa bersama sejak kecil. Kami tidak bisa berpisah karena
kami saling menyayangi.”
Lolotabang tergugu mendengar ucapan adiknya itu. Ia
segera memeluk tubuh adiknya dengan luapan kasih sayang
layaknya seorang ibu, kakak, dan teman. Melihat pemandangan
penuh air mata itu Tuan Bangsawan merasa muak. Namun, ia
masih bersabar.
“Aku tidak ingin berlama-lama,” katanya. “Aku ingin
kau menunjukkan rasa cintamu kepada kakakmu lewat sebuah
tantangan.”
“Tantangan?” tanya Biuqbiuq heran.
“Ya. Aku berjanji tidak akan mengusik kehidupan kalian
jika kau berhasil melalui tantangan ini.”
Alis Biuqbiuq berkerut. Tuan Bangsawan bertepuk tiga kali
dengan keras. Tak lama kemudian pengawal yang tadi menghilang
entah ke mana segera muncul. Ia membawa sebuah periuk air
yang sangat besar dan menyerahkan benda itu kepada tuannya.
11