Page 22 - Legenda Batu Babi dan Anjing
        P. 22
     mulai meremang di ujung-ujung bulu tubuhnya. Kakinya
            menguat untuk segera digerakkan menjauhi medan
            laga yang pasti terjadi. Telinganya seperti antena
            yang menangkap setiap detail suara sekelilingnya.
            Atmosfer tubuhnya telah membungkusnya sedemikian
            rapi dan utuh. Bulat. Semacam perlindungan tak terlihat
            dan akan mementalkan kembali setiap serangan atau
            lemparan  atas  tubuhnya.  Seekor  babi  hutan  yang
            malang.
                 Pada saat yang sama, nyalang mata memandang
            korbannya sedang mempersiapkan diri untuk sebuah
            pelarian tak berkesudahan. Ekornya masuk di antara
            kedua  kaki belakangnya.  Tanpa  kedip matanya
            memperhatikan segala gerakan seminim apa pun di
            hadapannya. Mulutnya menyeringai memamerkan gigi-
            gigi tajam sebagai alat pertempurannya. Gairahnya
            menggebu.
                 Seluruh kepalanya terisi penuh dengan aliran darah
            dari jantung yang memompa cepat. Tubuh depannya
                                          10





