Page 13 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 13

2.  Pada era masyarakat konsumtif dengan kekuasaan pitih

                           (uang)  seperti  sekarang,  hubungan  anak  lebih  akrab
                           dengan  ayah  pemberi  segalanya,  dibanding  mamak

                           yang tidak memberikan apa-apa. Memang dalam kaidah
                           adat “Anak Dipangku, Kamakanan di Bimbiang”, mamak

                           tidak diwajibkan menafkahi kamanakan. Beliau hanya

                           membimbing              dengan         harta       pusaka,         bukan
                           menggendong  dengan  harta  pencarian.  Akibatnya,

                           tergusur satu nilai kekerabatan adat itu sendiri.

                     3.  Selama  ini,  alat  pemersatu  kaum  adat  adalah  harta
                           pusaka tinggi di bawah kendali seorang mamak kapalo

                           warih (mamak kepala waris). Sekarang harta tersebut

                           tidak lagi mencukupi kebutuhan hidup, akibat lahan tak
                           pernah  bertambah,  sementara  populasi  penduduk

                           makin ramai. Nilai guna harta adat menjadi tersingkir.

                           Maka  orang  tak  lagi  bergantung  kepada  tanah,  justru
                           mencari  usaha  alternatif  ke  niaga,  jual  jasa  atau

                           beternak dan lain-lain. Efeknya, hubungan kekerabatan

                           menjadi  longgar,  selain  hanya  ikatan  silaturahim
                           kesukuan.

                     4.  Dengan  terbuka  lebarnya  pintu  sekolah,  kamanakan
                           sudah lebih pintar dari mamak. Mereka mengkaji adat

                           dengan  logika,  sedangkan  mamak  kurang  menguasai

                           ilmu  pengetahuan  umum,  mati  langkah  menjawab
                           argumen mereka yang terpelajar. Maka terlecehkanlah

                           peran  mamak  sebagai  pemimpin.  Beliau  minder,
                           kehilangan wibawa di mata kamanakan.

                           Pewarisan  adat  tempo  dulu  dilakukan  lewat

                     keteladanan.  Mereka  membekali  diri  dengan  mencontoh
                     praktek  adat  di  lapangan.  Dari  situ,  didapatkannya

                     pemahaman,  lalu  ikut  mempraktekkannya  pula.  Tapi  apa








                       xii
                                  Yus Dt. Parpatih
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18