Page 130 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 130
Jawab :Jangan takut! Narapidana Adat akan bebas di luar
penjara untuk menerima caci maki sumpah serapah
masyarakat. Itu hukuman sosial seumur hidup bahkan sampai
7 turunan.
DIALOG V
Tanya :Ada satu perbuatan maksiat yang diamalkan
masyarakat Minangkabau turun temurun, yaitu tentang harta
warisan. Bahwa Islam mewajibkan pewarisan kepada anak,
tapi Adat memerintahkan kepada kemanakan. Jelas satu
kemunafikan mutlak. Bagaimana dengan fatwa “Syarak
Mangato Adat Mamakai?”
Jawab :Ini sebuah pemahaman sesat lagi menyesatkan,
perlu diluruskan langkah orang yang salah jalan. Sebelum
dibahas lebih lanjut, perlu dilihat dulu objek hukumnya.
Adapun yang dimaksud dengan warisan menurut Faraidh
(ilmu waris) ialah harta milik pribadi tanpa bersyarikat
dengan orang lain. Sedangkan harta yang diwariskan kepada
kemenakan adalah harta milik orang banyak. Beda bukan?
Tanya :Baiklah. Dulu mana Adat dan Islam di
Minangkabau?
Jawab :Sebelum Islam datang orang Minang sudah
beradat.
Tanya :Berarti pewarisan kepada kemenakan itu ajaran
Adat Jahiliyah. Untuk itu, mulailah mengamalkan Adat
Islamiyah, supaya jangan lagi mewariskan dosa kepada anak
cucu. Bukankah pepatah mengatakan “sasek di ujuang jalan,
baliak kapangka jalan?”
Jawab :Pewarisan harta Adat itu berdasarkan “amanah”
dari si penggarap awal sebagai pemilik tunggal. Dia
Menyingkap Wajah 101
Minangkabau
Paparan Adat dan
Budaya