Page 131 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 131
mengamanahkan tanah garapannya kepada kemenakan, bukan
kepada orang lain.
Tanya :Bertobatlah, seraya memperbaiki kesalahan. Agar
orang Minangkabau bebas dari dosa. berikan harta pusaka
kepada anak, jangan lagi kepada kemenakan yang tak berhak.
Jawab :Apakah mengkhianati amanah itu bukan perbuatan
dosa? Itu sama saja dengan “Takut dengan Harimau, tapi
masuk hutan”.
Tanya :Pendeknya stop harta pusaka kepada kemenakan.
Habis perkara!
Jawab :Perkara belum habis, Bung?
F. REVISI SYARAK ATAS ADAT
Dalam menyelaraskan hukum Adat dan Syarak dengan
rujukan Syarak Mangato, Adat Mamakai, maka Ulama dan
Ninik Mamak telah bersepakat untuk merevisi Papatah dan
perilaku buruk masyarakat. Banyak yang dipertahankan sifat
wajibnya. Ada yang dibatalkan karena Haram, yang dibolehkan
hukumnya Mubah. Disamping itu beberapa Pepatah
disempurnakan/ diluruskan karena bisa menyesatkan umat.
1. Yang dipertahankan :
a). Bakato baiyo, bajalan bamulah, elok di ambiak jo
mufakat, buruak di buang jo rundiangan, nan Rajo Kato Saiyo
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi)
seruan Tuhan dan melaksanakan sholat, sedangkan
urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara
mereka; dan mereka menginfakkan sebagian rezeki yang
Kami berikan kepada mereka” : Surat Asy Syura ayat 38.
b). Saciok bak ayam, sadunciang bak basi, ka hulu sarantak
galah, ka hilia sarangkuah dayung, nan tuah kato sapakat,
cilako kato basilang.
102
Yus Dt. Parpatih