Page 125 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 125
berhasil menyumbangkan putera-puteri terbaiknya
membidani kelahiran Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Upaya Pengamalan ABS - SBK
Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang Islami dan
beradat sesuai jiwa ABS - SBK, maka atas kerjasama Ninik
Mamak dan Alim Ulama di setiap nagari dibangun surau-surau
persukuan. Di sanalah sarana pendidikan agama untuk
masing-masing kaum, juga pembinaan pemuda dalam
berbagai lapangan seumpama belajar Quran, latihan silat,
mengkaji Adat dan berbagai kegiatan lainnya. Nanti anak-anak
lulusan surau ini siap pakai di tengah masyarakat.
Struktur pemerintahan Adat pun dilengkapi dengan unsur
agama Islam. Fungsi Panghulu sebagai pucuk pimpinan harus
didampingi oleh seorang Ulama sebagai simbol dwitunggal
Adat dan Syarak. Beliau ini disebut Malin atau Maulana atau
Tuangku, Labai dan sebutan lainnya. Beliaulah yang mengurus
segala kegiatan ibadah. Memimpin shalat Jumat di mesid
Jamik, penyelenggara jenazah, pernikahan, zakat-fitrah dan
lain sebagainya. Dalam perkembangannya, Ulama yang
pemangku Adat ini ditugasi mengurus sektor amaliah dan
muamalah nagari masing-masing.
E. KEKELIRUAN PERSEPSI TENTANG ABS-SBK
Ada pihak-pihak yang menggugat rumusan falsafah Adat
Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah dan pengukuhan
Syarak Mangato, Adat Mamakai. Di bawah ini diturunkan 5
dialog antara penggugat dengan pelurusan dalam tanya jawab:
DIALOG I
Tanya :Kitabullah itu bukan hanya Qur-an, tapi juga Taurat,
Zabur dan Injil. Ternyata orang Minang tidak konsisten dengan
96
Yus Dt. Parpatih