Page 123 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 123

Cingkuak. Terjadilah semacam MoU berisi: Belanda bersedia

                  memerangi Paderi dengan kompensasi kebebasan memasuki
                  daerah mana saja, mencari barang komoditi yang dibutuhkan

                  pasar Eropa.

                        Demikian  Rusli  Amran  dalam  bukunya  Sumatera  Barat
                  Sebelum Plakat Panjang. Ada informasi lain dari buku Undang

                  Adat  Minangkabau  oleh  H.  Absir  Dt.  Rajo  Mangkuto.

                  Menceritakan  bahwa  atas  nama  Pagaruyung,  Sultan  Alam
                  Bagagar  Syah  memohon  kepada  Belanda  agar  memerangi

                  Paderi. Katanya : Negara dan Adat Minangkabau terancam oleh
                  gerombolan  Islam  itu  yang  selalu  menteror  rakyat.  Kalau

                  Belanda  bersedia,  pihaknya  akan  membantu  dengan  ribuan

                  tentara       dibawah        komando          Niniak       Mamak.         Seluruh
                  operasionalnya akan ditanggung oleh kerajaan. Bagagar Syah

                  berhasil  menyakinkan  Belanda  atas  jaminan  dana dari  hasil

                  perdagangan candu dan tuak yang menjadi ladang kekayaan
                  Pagaruyung.

                        Maka  tanggal  1  Februari  1821  Masehi,  3  orang  kerabat

                  Istana  dan  17  orang  Pucuk  Adat  dari  daerah  Tanah  Datar
                  menandatangani  surat  penyerahan  Minangkabau  kepada

                  Belanda  yang  diterima  Du  Puy.  Tahun  itu  Sulit  Air  diserang

                  yang  disusun  oleh  perang-perang  lainnya  di  seluruh  tanah
                  Minang.




                        3. Piagam Bukik Marapalam
                        Setelah  perang  usai  tahun  1836,  timbullah  evaluasi

                  perjuangan  antara  masing-masing pihak  bersengketa  antara

                  pejuang    Paderi  dan  kaum  Adat.  Dengan  jujur  keduanya
                  menyimpulkan bahwa “kita salah dan kita kalah” sekarang jadi

                  anak  jajahan.  Harimau  Nan  Salapan  menyesal  telah










                       94
                                  Yus Dt. Parpatih
   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128