Page 120 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 120
“amul makruf” berisi perintah, belum di wilayah “Nahi
Mungkar” berupa larangan.
Sembahyang, puasa, haji dan lain-lain dikerjakan
sedangkan khurafat dan maksiat jalan terus. Masih tersisa
tembok Adat yang menghadang di depan. Kondisi inilah yang
memancing Reformasi Islam di Minangkabau menuju Adat
Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.
D. ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI
KITABULLAH (ABS-SBK)
Arti dan pengertian secara harfiyah dapat ABS-SBK dapat
disebutkan sebagai berikut :
Adat : Peraturan hidup tradisional orang Minang.
Sandi : Landasan, pondasi atau dasar.
Syarak : Kumpulan hukum-hukum Islam.
Kitabullah : Kitab-kitab suci yang diturunkan Allah.
Bangunan Adat itu berdiri di atas dasar Islam dan Islam
bertumpu dipondasi Qur-an. Tegas dinyatakan bahwa ajaran
Adat tunduk kepada hukum Islam. Manakala ada pertentangan
di antara keduanya, tinggalkan Adat pakai Syarak. Kemudian
dalam perjalanan sejarah, ABS-SBK mengkristal menjadi
Syarak Mangato Adat Mamakai. Maknanya, ajaran Adat tunduk
total kepada Islam. Maka seandainya atau diibaratkan sebuah
negara, Minangkabau adalah Negara Islam.
ABS-SBK sangat sesuai dengan kepribadian orang Minang
dan telah dianut dalam masa yang panjang. Namun
persenyawaan ini sampai sekarang masih berproses, belum
total (kaffah). Di beberapa daerah masih terdapat sisa-sisa
ajaran Hindu yang dianggap dari Islam, seumpama
“reinkernasi”. Bahwa roh orang-orang jahat akan dikembalikan
ke bumi menjadi binatang jadi-jadian untuk menebus dosa.
Menyingkap Wajah 91
Minangkabau
Paparan Adat dan
Budaya