Page 118 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 118
kehidupan. Inilah 7 periode menjelang Reformasi Islam pada
abad ke 19 yang lalu.
1. Masa Curiga.
Yaitu merasa terusik dengan kehadiran Islam,
dikhawatirkan menggusur otoritas Ninik Mamak di tengah
masyarakat. Timbullah pepatah yang mengatakan: Hati-hati,
Urang Batandang Mambao Lapiak. (awas, tamu ingin
menguasai rumah kita). Sebuah peringatan keras agar
waspada.
2. Masa Ragu-Ragu
Rasanya Islam itu elok juga, ada beberapa petuahnya yang
sejalan dengan Adat. Tapi cara penyampaiannya tidak di jalur
sopan santun, terlalu vulgar dan polos. Padahal Adat Minang
mengajarkan bataratik. Masih banyak ucapan yang lebih halus
dari kata zina, haram atau neraka. Ini menunjukkan bahwa
Syarak batilanjang, sedangkan Adat basisampiang.
3. Masa Tertarik
Para Da’i memahami kendala psikologis ini dan mengalah,
bahwa Adat bersedia menerima anjuran Islam tapi jangan
mengatur kebiasaan-kebiasaan yang sudah terpakai. Pihak
Syarak membiarkan sementara praktek mungkar dalam
masyarakat. Agaknya inilah maksud pepatah yang timbul,
Syarak Mandaki Adat Manurun.
4. Masa Pendalaman
Alam akhirat yang selama ini belum dikenal dapat
dipercaya. Tapi berkenaan dengan kehidupan alam dunia
masyarakat sudah punya pegangan, yaitu dengan
mempergunakan akal fikiran. Artinya dalam urusan
muamallah tak perlu agama. Maka inilah yang dikatakan
Menyingkap Wajah 89
Minangkabau
Paparan Adat dan
Budaya