Page 250 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 250
Ulah dijujai bungo kambang
Naluri kumbang mencari bunga. Kumbang ditamsilkan
seorang pemuda yang punya insting hinggap disetangkai
bunga. Makna pantun di atas adalah hasrat hati si pemuda yang
berawal dari pandang pertama.Tepat sekali kalau dikatakan
bahwa pantun Minang itu sebuah ungkapan multi tafsir.
Seuntai isi pantun dapat ditafsirkan kemana saja, tergantung
nawaitu seorang yang berpantun. Apabila memperbincangkan
cinta dia bisa merangsang atau meracun gairah. Bisa juga
menjadi motivasi di ranah usaha, politik atau diberbagai
gelanggang kehidupan lainnya. Kalimatnya hanya itu namun
sasarannya bisa hinggap kesana kemari.
Itu sebabnya dikatakan orang juga kalimat “bersayap”.
Diantara sekian banyak pantun sejenis dapat dinukilkan satu
saja. Umpama:
Pisau sirawik punjang hulu
Paukia surau dibarangan
Diam dilauiklah dahulu
Samaso pulau Kalalangan
Adapun bait pertama dan kedua hanya mengambil kata
akhir yang sebunyi saja. Diistilahkan dengan “abab”. Yang
menjadi tujuan pantun adalah dua kalimat dibawah: “Silahkan
tinggal di lautan, karena pulau tak mungkin menerima” Itulah
pesan dari pantun di atas. Sekarang mau diarahkan kemana
pesan itu.
Muda mudi :
Jangan harap Anda mendapatkan sigadis sebab kalian tak
selevel. Pasangan yang diharapkan adalah orang kaya,
jodohnya para pejabat publik figur. Untuk itu bersabarlah,
Menyingkap Wajah 221
Minangkabau
Paparan Adat dan
Budaya