Page 251 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 251

cukup  sekedar  merindu  dia  dari  jauh.  Silahkan  berenang-

                  renang di lautan sementara pulau yang diidamkan terlarang
                  buatmu.

                        Bidang Usaha :

                        Bagi seorang pedagang kecil bermodal minim, janganlah

                  berangan duduk di toko. Menjeritlah dulu obral di kaki lima,
                  sebab ruko daerah terlarang bagi anda.

                        Dunia Politik:

                        Puaslah  dulu  sebagai  pengamat,  sebagai  Oposisi  atau
                  advokat. Jangan mimpi. Jadi Presiden. Istana itu daerah angker

                  buat Bapak.



                        E. PEPATAH PETITIH

                        Kata Pepatah berasal dari “tatah” yang diberi awalan “pe”.

                  Dalam  bahasa  Minang  tatah  bermakna  tuntun  atau  pandu.
                  Diberi awalan “pe” maka berbunyilah dia “pemandu” artinya

                  alat  untuk  panduan.  Biasanya  yang  ditatah  itu  adalah  anak
                  belajar  jalan  selangkah-selangkah  dengan  alat  penatahnya

                  adalah sebatang tongkat berputar pada satu tiang kecil seperti

                  kilangan.
                        Adapun Petitih berasal dari kata Titih (titi) yaitu Jembatan.

                  Maka Titih adalah alat untuk mengantarkan orang ke seberang.

                  Pepatah dan petitih itu sinonim, kata kembar yang punya arti
                  sama. Adapun pengertian pepatah-petitih adalah: Da kalimat

                  atau  lebih  yang  berfungsi  sebagai  penuntun  maksud
                  pembicaraan seseorang kepada orang lain.

                        Untuk  mendapatkan  pemahaman  yang  benar,  lafaz

                  pepatah  tidak  boleh  dialih  bahasakan.  Sebab  bukan  semua
                  bahasa  Minang  dapat  diterjemahkan  ke  dalam  bahasa

                  Indonesia.  Kalau  dipaksakan  bisa  mendatangkan  arti  yang

                  menyimpang  bahkan  berlawanan.  Seumpama  contoh:  Adat







                       222
                                  Yus Dt. Parpatih
   246   247   248   249   250   251   252   253   254   255   256