Page 256 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 256

yang  disebutkan  lafax  justru  bermakna  sebaliknya.  Tolong

                  simak uraiannya:



                            Janji Biaso Mungkia, Titian Biaso Lapuak

                        Artinya: Janji biasa mungkir, titian biasa lapuk. Ini ajaran

                  sesat! Bertentangan dengan Syaria’at bahwa pengingkar janji
                  adalah pertanda orang munafik. Jangan ikuti! Begitu kata yang

                  gagal  paham,  sehingga  untuk  mencari  pembenaran  mereka
                  merubah  kata  “biaso”  menjadi  “binaso”  Keliru!  Janganlah

                  kepala  ukuran  8  di  permak  untuk  menyesuaikan  dengan

                  kopiah nomor 7.
                        Adapun kata “biasa” di sini bermakna “cenderung”. Bahwa

                  cenderung (sering benar) orang memungkiri janji. Jangankan

                  kita,  Nabi  Adam  pun  pernah  mungkir  janji  dengan  Allah.
                  Makanya  Pepatah  ini  sebuah  peringatan  agar  janganlah

                  berjanji  jika  tak  mungkin  ditepati.  Begitu  juga  kalau  ingin
                  menyeberang.  Awas!  Titian  biasa  lapuk.  Jembatan  besi  pun

                  lapuk karena karatan. Apalagi jembatan batang kelapa. Untuk

                  selamat: sesuaikan kondisi jalan dengan beban.



                            Iyokan nan diurang, lakukan nan diawak

                        (Iyakan  saja  kata  orang,  lakukan  kehendak  kita).  Tidak
                  Jujur.  Kata  mereka  yang  tak  mengerti  sastra  Minang  “Masa

                  bodoh pendapat orang yang penting ide kita bisa lolos”, ini sifat

                  angkuh  dengan  prinsip  “tujuan  menghalalkan  semua  cara”.
                  Padahal Minang mengajarkan Lamak Diawak Katuju Diurang.

                  Ketahuilah sanak: Bahwa pepatah ini berisi pembekalan untuk

                  juru runding, atau taktik dan siasat di forum diskusi. Jangan
                  sekali-kali  spontan  mematahkan  argumentasi  orang,  walau

                  berseberangan dengan pendapat kita. Tapi dengan bijak ikuti

                  jalan fikirannya sambil menggiring audien ke jalur ide anda.







                                                         Menyingkap Wajah                      227
                                                         Minangkabau

                                                                      Paparan Adat dan
                                                                      Budaya
   251   252   253   254   255   256   257   258   259   260   261