Page 260 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 260

BAB X

                                      ANTARA PLUS DAN MINUS














                        A. MASYARAKAT  EGALITER

                        Sebelum         agama-agama            masuk        ke     Minangkabau,
                  masyarakatnya            menganut           Animisme,          yaitu       paham

                  mempercayai arwah nenek moyang. Arwah-arwah itulah yang
                  menjaga anak cucunya di muka bumi. Bagi yang bersalah akan

                  ditegur sehingga dia menjadi demam namanya “tatagua” atau

                  “tasapo”. Tapi setelah mohon maaf melalui dukun, tatagua tadi
                  segera  sembuh.  Barulah  masuk  agama  Hindu  dari  Hindia

                  kemudian menyusul Budha. Sudah itu baru datang Islam yang

                  menjadi agama terakhir orang Minang.
                        Agama  Hindu  masuk  melalui  pedagang-pedagang  yang

                  mencari rempah ke Minangkabau. Diantara mereka ada yang

                  khusus membawa misi Hindu menyiarkan agama. Kehadiran
                  agama  baru  ini  disambut  dingin  oleh  masyarakat.  Melalui

                  kesepahaman  tentang  “alam  gaib”  akhirnya  orang  Minang

                  menganut  juga.  Namun  kenyataannya  masyarakat  tidak  me-
                  nerima sepenuh hati. Hambatannya ialah bahwa agama Hindu

                  membawa  ajaran  tentang  kedudukan  manusia  yang
                  bertingkat-tingkat, namanya Kasta. Menurut syari’ at mereka,

                  ada 4 tingkat derajat manusia. Yaitu:

                        1. Brahmana               : Golongan paling suci hampir setingkat
                  Dewa.

                        2. Syiwa                  :   Golongan   feodal   yang   wajib

                  dimuliakan.






                                                         Menyingkap Wajah                      231
                                                         Minangkabau

                                                                      Paparan Adat dan
                                                                      Budaya
   255   256   257   258   259   260   261   262   263   264   265