Page 255 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 255
Ingek-ingek nan di ateh, di bawah ka maimpok Awas
yang di atas yang di bawah bakal menimpa.
Artinya: Tetap waspadai bahaya latent,
sambil mengawasi musuh dalam selimut.
Duduak surang basampik-sampik, duduak basamo
balapang-lapang
Duduk sendirian berasa sempit, duduk bersama terasa
lega.
Maknanya : Menghadapi keruetan seorang diri terasa
rumit, tapi dipecahkan bersama urusan menjadi mudah.
Dinan luruih jalan basimpang
Dijalan lurus harus menyimpang.
Maksudnya : Di saat berbaikan terpaksa berpisah.
Lah sudah baru muloi, dijua mangko dibali Setelah
selesai baru mulai, jual dulu baru beli.
Maksudnya : sebelum memulai satu pekerjaan hendaklah
diperhitungkan buruk baiknya, analisa dulu. Kalau bermanfaat
dan menguntungkan baru laksanakan, semisal kontraktor.
Tak kayu janjang di kapiang
Tidak punya kayu bakar, kepinglah tangga buat memasak.
Maksunya : Gambaran sikap dan tekad orang yang nekat.
d. Nan Tacemo
Di samping pepatah Nan Tasurek, Nan Tasirek Dan
Nan Tasuruak, ada sebuah lagi pepatah yang bernama “Nan
Tacemo”. Disebut demikian sebab dituduh jahat padahal dia
baik. Dalam bahasa populer dikatakan kontroversial. Mengapa
demikian? Dibaca dari lafaznya pepatah jenis ini terkesan
negatif. Padahal kalau diteliti jelas tujuannya positif dan
berguna. Disinilah rahasia ragamnya bahasa Minang.
Kedengarannya bertolak belakang, padahal sesungguhnya apa
226
Yus Dt. Parpatih