Page 253 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau

aslinya sebagai “resiko”. Sebuah pengertian yang bertolak

belakang.

Jenis Pepatah

Dilihat kepada bentuknya, ada 4 jenis Petatah yang
berbeda:

a. Nan Tasurek

Adapun Papatah “Nan Tasurek” ialah jenis Pepatah yang
lafaznya sudah tertulis, tak perlu ditafsirkan lagi. Maksudnya

sudah jelas sebagaimana bunyi sebutannya. Dia menukik

kepada sasaran yang dituju. Seumpama:
Sarugo di iman taguah nerako di laku awak.

Surga dicapai dengan Iman, neraka akibat dari dosa.

Bapikia ka mangecek, usah kecekan nan
bapikia.

Berfikir mau bicara, jangan bicarakan yang terfikir.

Kok nak tahu batanyo, kok nak pandai baraja.
Ingin tahu bertanya, ingin pandai belajar.

Kok makan basamo-samo, mangecek baganti-

ganti waktu makan serempak, waktu bicara bergantian.

Condong mato ka nan rancak, tunggang salero
ka nan lamak

Pandangan mata ingin yang indah, nafsu makan yang enak-
enak.

b. Nan Tasirek

Mengenai Pepatah “Nan Tasirek” atau terisyarat, yaitu
yang pengertiannya terbayang atau remang-remang. Dia

melayang ke arah pokok perbincangan. Umpama kata nasehat

orang tua.

224
Yus Dt. Parpatih