Page 54 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 54
4. Kalau benar Maharajo Dirajo anak belasteran dari ibu
Iran dan bapak Rumania, dua bangsa berbadan besar,
berhidung mancung dan berkulit putih, secara genetik
keturunannya tentu berperawakan demikian. Coba
bandingkan dengan profil orang Minang sekarang. Sultan
Maharajo Dirajo memerintahkan mencari lahan dikaki Gunung
Marapai, Gunung Singgalang dan Gunung Sago, dalam satu
generasi, ketiga wilayah itu sudah padat manusia. Apakah ada
penduduk asli waktu mereka datang ke Minangkabau?
5. Ada versi lain menuturkan bahwa sewaktu kedatangan
Sultan Maharajo Dirajo ke Puncak Gunung Marapi, di sana
sedang terjadi topan Nabi Nuh. Pada hal tak ada kapal yang
berlayar karena peristiwa itu merupakan Mukjizat Nabi Nuh
yang tak mungkin dilakukan orang lain.
Untuk sementara ditinggalkan dulu isi yang kontroversial
itu. Mari cermati “bungkus” tambo itu sendiri. Hampir dapat
dipastikan bahwa tambo disusun orang setelah Islam masuk ke
Minangkabau. Persepsi ini dibangun atas beberapa indikasi
yang sangat akurat untuk satu kesimpulan yaitu:
1. Nama Iskandar Zulkarnain adalah ejaan Arab. Orang
Barat menyebutnya Alexander The Great. Kalau begitu, dari
mana orang tahu nama tersebut?
2. Saudara tua Sultan Maharajo Dirajo adalah Maharaja
Alif. Kata “alif” adalah huruf pertama dari abjad Arab. Itulah
nama yang diberikan kepada kakak tertua dari nenek moyang
orang Minangkabau.
3. Dalam tambo disebut-sebut nama Nabi Adam, Nabi
Nuh dan Zihis Alahissalam. Begitu juga dengan Surga yang
dihuni oleh bidadari dari mana mereka dapat informasi semua
itu?.
Menyingkap Wajah 25
Minangkabau
Paparan Adat dan
Budaya