Page 55 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 55
4. Dikatakan bahwa tambo tertua dituturkan ole buku
bertulisan Arab Melayu. Yaitu bahasa Melayu (Indonesia)
dalam huruf Arab. Adapun bunyi hurut laten yang tak dipunyai
Arab dibuat dari huruf Arab ditambahi dengan beberapa titik
umpama, “C” ditulis dengan huruf “Kha” dengan titik di atas.
Huruf “NG” dengan menulis huruf “Ain” dengan tiga titik di
atas. Huruf “NY” dengan huruf “Nun” bertitik tiga. Huruf “G”
dengan menulis “Ka’” diberi satu titik. Huruf “P” dengan huruf
“Fa” dan huruf “O” ditulis saja dengan huruf “Waw”. Dan
sebelum diciptakan ejaan arab melayu, tidak pernah ada
tulisan sebagaimana yang didapati sekarang. Walaupun
katanya Minangkabau mempunyai aksara sendiri, tidak
dijumpai sebuah buku pun bertuliskan huruf Minang tersebut.
Malah penyusun tambo mencari pembenaran dengan
mengutip Al-Quran Surat Al-Kahfiayat
84 (Dt. Muda Sungut) itulah beberapa catatan tentang
pengaruh Islam terhadap penulisan tambo. Kalau Islam masuk
ke Minangkabau pada abad Ke XII Masehi, maka dalam proses
panjang sampai orang Minangkabau benar-benar memahami
Agama tentu tambo ditulis jauh sesudah kedatangan Islam.
Yang pasti dari mana penulis dapat ilmu pengetahuan tentang
indikator yang disebutkan di atas. Kalau bukan dari Islam?
Banyak yang mengatakan bahwa tambo asli ditulis dalam buku
Arab Melayu.
Padahal mesin percetakan baru dikenal di Minangkabau
pada zaman Kolonial Belanda. Artinya sesudah tahun 1883
sejak Plakat Panjang dimaklumatkan. Belum terlalu lama
bukan?
D. PERTIMBANGAN LAIN
26
Yus Dt. Parpatih