Page 60 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 60

Sebelum  melanjutkan  pelayaran  ke  muara  Ombilin  dengan

                  sasaran        akhir      Pariangan         Padang        Panjang        pasukan
                  diistirahatkan di satu padang tak bertuan guna memulihkan

                  tenaga  sesudah  perjalanan  panjang.  Kesempatan  itu

                  dimanfaatkan  untuk  latihan  perang  serta  mempersiapkan
                  peralatan tempur.

                        Kemudian daerah itu bernama Kiliran Jao, artinya tempat

                  orang  Jawa  “mangiliakan”  (mengasah  senjata).  Dari  sana  di
                  kirim kurir untuk menyampaikan “suratan ancaman” ke Datuk

                  yang  berdua.  Pada  saat  itu  Patih  Gajah  Mada  berambisi
                  menjadikan Mojopahit sebagai negara Adikuasa di Nusantara.

                  Minangkabau  bukan  tandingannya  sebab  daerah  ini  tidak

                  punya serdadu selain Pasukan Dubalang sejenis Hansip. Maka
                  untuk meyankinkan tentang kekuatan militer yang sudah siap

                  menyerang  Minangkabau,  diutuslah  seorang  bagak  dari

                  Silungkang bernama Gajah Tongga ke Kiliran Jao. Atas laporan
                  mata-mata  itu  dipastikan  kalau  Minangkabau  tak  mungkin

                  melawan.

                        Menanggapi ini, terbelah sikap Datuk yang berdua itulah
                  yang dimaksud dengan ungkapan dibawah ini:

                        Tabanglah anggang dari lauik

                        Ditembak rajo nan baduo
                        Badia sadatak duo dantam Jatuah

                        taluanyo di bumi ko

                        Anggang  adalah  burung  besar  berbulu  hitam,  berparuh
                  besar panjang dan kokoh serta punya Mahkota dikepalanya.

                  Lantas,  siapakah  yang  dimaksud  Anggang  itu?  Dialah

                  Adityawarman,  Panglima  perang  untuk  menaklukkan
                  Minangkabau. Ditembak Rajo nan baduo, badia sadatak duo

                  dantam  artinya disambut  oleh  Dt.  Katumanggungan  dan  Dt.

                  Parpatiah Nan Sabatang dengan dua sikap berbeda. Nanti dia







                                                         Menyingkap Wajah                      31
                                                         Minangkabau

                                                                      Paparan Adat dan
                                                                      Budaya
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65