Page 84 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 84
tidak dikenal kewajiban ganda antara anak dan kemanakan,
antara rumah tangga dan persukuan.
c. Mapan Ekonominya
Tidak harus kaya, tapi jangan terlampau miskin. Mestilah
punya pekerjaan tetap sebagai jaminan hidup. Janganlah
kebutuhan pokok bergantung kepada orang lain, apa lagi
kepada anak kemanakan. Akibat termakan budi sulit berbuat
adil. Ini lampu kuning.
d. Minimal Tamatan SMA
Sulit dibayangkan seseorang pemimpin bisa berfungsi
tanpa memiliki wawasan. Hendaknya dia punya daya nalar
buat menyerap situasi yang terus berkembang.
e. Gaya Hidup yang Islam
Sesuai dengan falsafah ABS – SBK, seorang penghulu
hendaklah mencerminkan pribadi Muslim yang taat. Beliau
adalah panutan sosok yang ditiru ditauladani. Bagaimana
jadinya kalau seseorang yang diamba gadang dianjuang tinggi
“tidak sholat”?
f. Berdomisili di Kampung
Logikanya, seorang imam tidak jauh dari makmumnya,
komandan harus dekat dengan pasukannya. Nah bagaimana
dengan Panghulu yang merantau? Anak kemanakan yang
ditinggal Panghulunya bak ayam kehilangan induk. Tapi
masalah ini sekarang menjadi satu dilema. Kalau pun Panghulu
harus tinggal di kampung, beliau punya tanggung jawab
keluarga. Padahal kehidupan ekonominya tidak mendukung.
Apa lagi kalau sudah berumur dan harus tinggal dengan anak
di rantau. Ya, kampung terpaksa ditinggalkan. Entahlah kalau
ada semacam santunan rutin dari kaum.
Menyingkap Wajah 55
Minangkabau
Paparan Adat dan
Budaya