Page 88 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 88
berikut: mamakan usah mahabihkan, manabang ijan
marabahkan. Seorang Panghulu harus menghindari sifat
Mandabiah Manampuang Darah.
c. Bajalan Luruih
Dalam berbicara seoarang Panghulu harus terarah dan
terukur. Kebijakannya harus tepat sasaran atas dasar
kebersamaan. Satu untuk semua dan semua untuk satu.
Walaupun demikian, yang salah tetap disalahkan dan yang
benar tetap dibenarkan tanpa membedakan siapapun
orangnya. Sesuai dengan hadist Rasulullah yang menyebutkan
Qulil Haq Walau Kaan Murran yang artinya sampaikan
kebenaran meskipun itu pahit.
d. Saba Jo Rila
Tidak ada manusia yag sempurna, ada kalanya berbuat
benar namun terkadang juga bisa berbuat salah. Sifat khilaf
sesaat dan lupa milik semua orang termasuk pemimpin. Oleh
sebab itu, apabila seorang Panghulu berada dijalan yang
menyimpang, maka jika kaumnya menegur serta
mengingatkan, Panghulu harus sabar dan menerimanya
dengan rela atas gugatan dan kritik dari manapun datangnya.
Ingatlah bahwa seorang Panghulu (Angku), ditinggikan hanya
sarantiang mudah direngut kembali, didahulukan salangkah
mudah untuk dijangkau, ditarik dan disingkirkan. Artinya
seorang Panghulu bukanlah Raja yang sesungguhnya,
melainkan Raja yang Dirajakan.
6. Pantangan Panghulu
Ada beberapa sifat tidak terpuji bagi seorang Panghulu
yang harus dihindari. Sifat-sifat tersebut bukan merupakan
kesalahan fatal dan melanggar Undang-undang Nan 20, akan
tetapi hal tersebut menjadikan cacat kepribadian seorang
Menyingkap Wajah 59
Minangkabau
Paparan Adat dan
Budaya