Page 43 - E-MODUL KEDATANGAN BELANDA DI INDONESIA
P. 43

b)  Kebijakan Politik Pintu Terbuka

                       Pada tahun 1870 di Indonesia mulai dilaksanakan politik kolonial liberal yang sering
               disebut ”Politik Pintu Terbuka (open door policy)”. Sejak saat itu pemerintah Hindia Belanda

               membuka Indonesia bagi para pengusaha asing untuk menanamkan modalnya, khususnya di
               bidang perkebunan. Periode antara tahun 1870 -1900 disebut zaman liberalisme. Pada waktu

               itu pemerintahan Belanda dipegang oleh kaum liberal yang kebanyakan terdiri dari pengusaha

               swasta  dan  mendapat  kesempatan  untuk  para  pengusaha  menanam  modalnya  di  Indonesia
               dengan cara besar-besaran. Mereka mengusahakan penanaman modal dibidang perkebunan

               besar seperti perkebunan kopi, teh, tebu, kina, kelapa, cokelat, tembakau, kelapa sawit dan
               sebagainya. Mereka juga mendirikan pabrik seperti pabrik gula, pabrik cokelat, teh, rokok, dan

               lain-lain.  Dari  pelaksanaan  politik  pintu  terbuka  inilah  mulai  dibangun  pabrik-pabrik

               perkebunan dan juga dikeluarkannya kebijakan berupa undang-undang Agraria dan Undang-
               Undang Gula (Audina, 2019).






















                    c)  Undang-Undang Agraria
                       Undang-undang  ini  merupakan  sendi  dari  peraturan  hukum  agraria  kolonial  di

               Indonesia  yang  berlangsung  dari  1870  sampai  1960.  Peraturan  itu  hapus  dengan

               dikeluarkannya  UUPA  (Undang-Undang  Pokok  Agraria  tahun  1960)  oleh  Pemerintah
               Republik  Indonesia.  Jadi  Agrarische  Wet  itu  telah  berlangsung  selama  90  tahun  hampir

               mendekati satu abad umurnya.Wet itu tercantum dalam pasal 51 dari Indische Staatsregeling,
               yang merupakan peraturan pokok dari undang-undangHindia Belanda.

                       Menteri jajahan Belanda De Waal, berjasa menciptakan wet ini yang isinya, antara lain

               sebagai berikut:
                       1. Gubernur jenderal tidak boleh menjual tanah


                                                           35
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48