Page 45 - E-MODUL KEDATANGAN BELANDA DI INDONESIA
P. 45
untuk mendirikan pabrik gula baru. Sejak itu Hindia Belanda menjadi negara produsen hasil
perkebunan yang penting. Apalagi sesudah Terusan Suez dibuka, perkebunan tebu menjadi
bertambah luas, dan produksi gula juga meningkat (Putro, 2022). Terbukanya Indonesia bagi
swasta asing berakibat munculnya perkebunan-perkebunan swasta asing di Indonesiaseperti
perkebunan teh dan kina di Jawa Barat, perkebunan tembakau di Deli, Sumatera Timur,
perkebunan tebu di Jawa Tengah dan JawaTimur, dan perkebunan karet di Serdang. Selain
dibidang perkebunan, juga terjadi penanaman modal di bidang pertambangan, seperti tambang
timah di Bangka dan tambang batu bara di Umbilin.
Khusus perkebunan di Sumatera Timur yaitu Deli dan Serdang, tenaga kerjanya
didatangkan dari Cina di bawah sistem kontrak. Dengan hapusnya sistem perbudakan, maka
sistem kerja kontrak kelihatan sebagai jalan yang paling logis bagi perkebunan-perkebunan
Sumatera Timur, untuk memperoleh jaminan bahwa mereka dapat memperoleh dan menahan
pekerja-pekerja untuk beberapa tahun. Dalam tahun 1888 pemerintah Hindia Belanda
mengeluarkan peraturan pertama mengenai persyaratan hubungan kerja kuli kontrak di
Sumatera Timur yang disebut (Koelie Ordonnantie). Koeli Ordonnantie ini, yang mula-mula
hanya berlaku untuk SumateraTimur tetapi kemudian berlaku pula di semua wilayah Hindia
Belanda di luar Jawa, memberi jaminan-jaminan tertentu pada majikan terhadap kemungkinan
pekerja-pekerja melarikan diri sebelum masa kerja mereka menurut kontrak kerja habis. Di lain
pihak juga diadakan peraturan-peraturan yang melindungi para pekerja terhadap tindakan
sewenang-wenang dari sang majikan.
Untuk memberi kekuatan pada peratuan-peraturan dalam Koeli Ordonnantie,
dimasukkan pula peraturan mengenai hukuman-hukuman yang dapat dikenakan terhadap
pelanggaran, baik dari pihak majikan maupun dari pihak pekerja. Dalam kenyataan ternyata
37