Page 41 - adab-bersin
P. 41
Selamat Jalan Khonsaa
Dedicated to Andara cintanaya Mother
Semoga Alloh memberikan kekuatan dan ketabahan menjalani ujian ini, semoga
kisah ini bisa menjadi ibrah/hikmah bagimu dan ibu-ibu lain yang mendapat ujian
serupa
“sebuah curahan hati seorang ibu yang baru saja kehilangan putri pertamanya.
Seorang ibu yang tiada mengenal lelah untuk mengkampanyekan ASI sebagai makanan
terbaik bagi buah hatinya.. Elona Melo T.A” Selasa, 17 Juli 2001, jam 10.10wib engkau
hadir di tengah kehidupan kami nak. Sempurnalah rasanya mama menjadi seorang wanita
dengan kelahiranmu.
Engkau kami beri nama Khonsaa’ Al Anshoriyah. Khonsaa’ adalah nama seorang
sahabat Rosul wanita yg merelakan ke3 anaknya mati syahid di peperangan, hingga akhirnya
beliau pun ikut syahid.
Al Anshoriyah, kami pilihkan menjadi nama belakangmu dg harapan engkau
termasuk ke dalam golongan orang-orang yg gemar menolong layaknya kaum anshor.
Dari balita, engkau sudah menjadi tempat mamamu curhat, entah engkau paham atau
tidak setiap ada kegundahan engkau bantu meringankannya dengan jalan mendengarkan nak.
Itulah sebabnya engkau menjadi salah satu Sahabat Terbaik mama. Kau tenangkan mama,
kau hapus air mata mama setiap mama menangis karena rindu dengan almarhum opamu.
Dengan lembut kau bisikan di telinga mama “jangan sedih ma”.. lalu engkaupun memeluk
mama.
Sebagai anak pertama, engkau menjadi sekolah sekaligus guru bagi mama.
Bagaimana naluri keibuan mama terasah dengan keberadaanmu. Engkau mengajarkan pada
mama bahwa kesabaran tidak berbatas, walau sebagai manusia sering sabar itu hilang.
Engkau ajarkan pada mama, bahwa kasih sayang, kehangatan dan kejujuran akan berakhir
dengan ketiganya pula. Kau ajarkan bahwa, ibu adalah guru pertama sekaligus terbaik bagi
anak-anaknya. Itu sebabnya papamu meminta mama untuk tetap di rumah menemani engkau
dan adik-adikmu..
Ketika adik-adikmu lahir, di usia yg masih sangat muda, engkau berubah menjadi
sosok kakak yang begitu dewasa, banyak mengalah, walau kami orangtuamu tahu hal itu
berat engkau lakukan. Kami sering memberimu tanggung jawab “titip ade-ademu ya mba”
setiap mama dan papamu pergi, walau di rumah ada yang lain. Kau tunaikan amanah kami
dengan memberi laporan singkat jelas dan padat apa yg terjadi saat mereka ditinggal.
Apabila ada mainan atau bukumu yg dirusak oleh adikmu, yang kau lakukan hanya menangis
dan mengadu pada mama, dengan harapan mama akan memperbaikinya..itu sering kita
bersama.
Engkau buat kami bangga dengan keistiqomahanmu untuk mengenakan jilbab di usia
6 tahun, walau engkau hanya seorang diri yg melakukannya di kelasmu. Kau butikan
kecerdasanmu dg hasil IQmu yg sangat jauh di atas rata-rata dan prestasimu sebagai juara
kelas. Ternyata, kebanggaan ini juga dirasakan oleh eyang mama dan eyang papa, oma dan
41