Page 39 - adab-bersin
P. 39

Belum Haji Sudah Mabrur


                       Ini kisah tentang Yu Timah. Siapakah dia? Yu Timah adalah tetangga kami. Dia salah
               seorang  penerima  program  Subsidi  Langsung  Tunai  (SLT)  yang  kini  sudah  berakhir.  Yu
               Timah adalah penerima SLT yang sebenarnya. Maka rumahnya berlantai tanah, berdinding
               anyaman bambu, tak punya sumur sendiri. Bahkan status tanah  yang di tempati gubuk Yu
               Timah adalah bukan milik sendiri.


                       Usia Yu Timah sekitar lima puluhan, berbadan kurus dan tidak menikah. Dia sebatang
               kara.  Dulu  setelah  remaja  Yu  Timah  bekerja  sebagai  pembantu  rumah  tangga  di  Jakarta.
               Namun,  seiring  usianya  yang  terus  meningkat,  tenaga  Yu  Timah  tidak  laku  di  pasaran
               pembantu  rumah  tangga.  Dia  kembali  ke  kampung  kami.  Para  tetangga  bergotong  royong
               membuatkan gubuk buat Yu Timah bersama emaknya  yang sudah sangat renta. Gubuk itu
               didirikan  di  atas  tanah  tetangga  yang  bersedia  menampung  anak  dan  emak  yang  sangat
               miskin itu.

                       Meski  hidupnya  sangat  miskin,  Yu  Timah  ingin  mandiri.  Maka  ia  berjualan  nasi
               bungkus.  Pembeli  tetapnya  adalah para  santri  yang  sedang  mondok  di pesantren  kampung
               kami. Tentu hasilnya tak seberapa. Tapi Yu Timah bertahan. Dan nyatanya dia bisa hidup
               bertahun-tahun.

                       Kemarin Yu Timah datang ke rumah saya. Saya sudah mengira pasti dia mau bicara
               soal  tabungan.  Inilah  hebatnya.  Semiskin  itu  Yu  Timah  masih  bisa  menabung  di  bank
               perkreditan rakyat syariah di mana saya ikut jadi pengurus. Tapi Yu Timah tidak pernah mau
               datang  ke  kantor.  Katanya,  malu  sebab  dia  orang  miskin  dan  buta  huruf.  Dia  menabung
               Rp5.000 atau Rp10 ribu setiap bulan. Namun setelah menjadi penerima SLT Yu Timah bisa
               setor tabungan hingga Rp 250 ribu. Dan Saldo terakhir Yu Timah adalah Rp 650 ribu.

                       Yu  Timah  biasa  duduk  menjauh  bila  berhadapan  dengan  saya.  Malah  maunya
               bersimpuh di lantai, namun selalu saya cegah.

               ”Pak, saya mau mengambil tabungan,” kata Yu Timah dengan suaranya yang kecil.


               ”O, tentu bisa. Tapi ini hari Sabtu dan sudah sore. Bank kita sudah tutup. Bagaimana bila
               Senin?”

               ”Senin juga tidak apa-apa. Saya tidak buru-buru.”


               ”Mau ambil berapa?” tanya saya.

               ”Enam ratus ribu, Pak.”

               ”Kok banyak sekali. Untuk apa, Yu?”


                       Yu Timah tidak segera menjawab. Menunduk, sambil tersenyum malu-malu. ”Saya
               mau beli kambing kurban, Pak. Kalau enam ratus ribu saya tambahi dengan uang saya yang
               di tangan, cukup untuk beli satu kambing.”





                                                           39
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44