Page 143 - Buku 9
P. 143

gaskan BUMDes sebagai pelaksana tugas perlindungan dan
           pemanfaatan. Jadi Perdes yang terbit bukan Perdes tentang
           BUMDes, tetapi Perdes pengelolaan air bersih. Sejauh ini
           tidak ada masalah, karena pihak pengelola terus-menerus
           menjalin komunikasi dengan pemilik lahan dan desa tempat
           sumber air. Sekarang BUMDes sudah memiliki 331 pelang-
           gan.  Dengan besar iuran  500 rupiah per kubik,  BUMDes
           berhasil mencatat penghasilan rata-rata 3 juta tiap bulan.

              Pihak pengelola membuat aturan bahwa air bersih terse-
           but  diperuntukkan bagi konsumsi keluarga, bukan untuk
           usaha. Sehingga bila dikemudian hari ada pelanggan yang
           ketahuan menggunakannya untuk usaha, misalnya untuk
           usaha cuci mobil atau untuk kolam,  pengelola  tidak se-
           gan-segan menghentikan sambungan pipanya. “Aturannya
           sudah jelas, jadi kami tidak ragun mengambil tindakan,” te-
           gas Mas’ad.
              Berbeda dengan desa-desa itu, Desa Tana Modu Sumba
           Tengah memiliki Badan Pengawas dan Badan Pengelola Air
           Bersih yang dituangkan dalam Perdes No. 07/2013. Badan
           Pengawas merupakan badan yang menjadi tempat konsul-
           tasi badan pengelola dan masyarakat pemanfaat air bersih.
           Sedangkan badan pengelola adalah pelaksana teknis yang
           mengelola pemanfaatan air bersih. Warga masyarakat dike-
           nakan iuran Rp 5.000 per KK per bulan yang dikelola oleh
           Badan Pengelola.

              Serupa dengan Tana Modu, Desa Oemolo Kupang mem-
           bentuk badan pengurus air bersih untuk mengelola penye-
           diaan air bersih. Di desa Oemolo, desa mengelola air bersih


           142                                         REGULASI BARU,DESA BARU
   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148