Page 147 - Buku 9
P. 147

Labbo cukup kuat; (d) kemampuan ekonomi warga relatif
           baik.
              Desa  menggerakkan  dan  melayani  kesehatan.
           Masyarakat sudah  semakin akrab dengan  sebutan  bidan
           desa, Poliklinik Bersalin Desa, Pos Kesehatan Desa dan Po-
           syandu. Semua itu merupakan bentuk sarana prasana pe-
           layanan kesehatan yang ada di desa, meskipun selama ini
           otoritas dan akuntabilitas atas sarana prasarana kesehatan
           itu belum  diletakkan di tangan desa. Untuk memastikan
           otoritas dan akuntabilitas, UU Desa memandatkan bahwa
           Poliklinik Bersalin Desa, Pos Kesehatan Desa dan Posyandu
           merupakan jenis kewenangan lokal berskala desa di sektor
           kesehatan. Desa juga berwenang mengangkat bidan desa
           atau  perawat desa  sesuai  dengan  kebutuhan  masyarakat
           dan kemampuan keuangan desa, tentu  dengan mengikuti
           persyaratan dan prosedur yang ditetapkan oleh rezim kes-
           ehatan. Meskipun  Poliklinik Bersalin Desa, Pos Keseha-
           tan Desa dan Posyandu menjadi otoritas desa, tetapi tidak
           sepenuhnya menjadi milik desa. Tetap ada pola “urusan ber-
           sama” antara desa dengan supra desa untuk mengelola tiga
           jenis institusi pelayanan kesehatan tersebut. Perencanaan,
           pengelolaan dan pendanaan atas Poliklinik Bersalin Desa,
           Pos Kesehatan Desa dan Posyandu merupakan kewenangan
           desa, sedangkan pembinaan teknis merupakan kewenangan
           dinas kesehatan.
              Peningkatan kesehatan warga tentu tidak cukup hanya
           dilihat dari sisi kelembagaan itu. Kesehatan berbasis desa
           mengandung  kewenangan, kebijakan,  gerakan,  kelem-



           146                                         REGULASI BARU,DESA BARU
   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152