Page 138 - Buku 9
P. 138

PAMSIMAS II menambah 5.000 desa di sejumlah 124 ka-
            bupaten/kota. Rata-rata setiap desa memperoleh Bantuan
            Langsung Masyarakat (BLM) sebesar Rp 275 juta.
               Semua pihak berharap bahwa sarana air bersih warisan
            PAMSIMAS yang diberikan kepada masyarakat itu bertah-
            an awet dan berkelanjutan. Namun kami juga sangsi, sebab
            pendekatan  berbasis  masyarakat ini mengabaikan tradisi
            berdesa  yang cenderung  meninggalkan pemerintah desa,
            sehingga kepemilikan desa atas sarana air bersih cenderung
            lemah. Jika  proyek dari atas ini tidak diterima dan tidak
            menyatu  dengan  sistem  desa,  maka sulit  dipertanggung-
            jawabkan, siapa pemilik otoritas dan akuntabilitasnya.

               Karena itu penyediaan air bersih berbasis desa bisa men-
            jadi alternatif atas pendekatan berbasis pemerintah (PDAM)
            dan juga berbasis masyarakat  (PAMSIMAS).  Meskipun
            penyediaan air bersih merupakan kewenangan pemerintah
            supradesa, tetapi pelayanan yang bersifat dan berskala lokal
            (dengan teknologi sederhana, sumur yang relatif kecil, dan
            jangkauan  terbatas dalam lingkup desa), telah  ditetapkan
            oleh UU No. 6/2014 sebagai kewenangan desa. Di sis lain,
            meskipun PAMSIMAS mengklaim berbasis masyarakat, na-
            mun kebijakan, kewenangan dan pendanaan tetap berasal
            dari pemerintah. Ini adalah contoh proyek imposisi pemer-
            intah pusat yang menyelenggarakan kewenangan lokal ber-
            skala desa.

               Penyediaan air bersih berbasis desa pada dasarnya pe-
            rencanaan,  penganggaran, pelaksanaan,  pengelolaan,  pe-
            layanan, dan perawatan diselenggarakan oleh desa. Dengan


            IDE, MISI DAN SEMANGAT UU DESA                          137
   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143