Page 16 - 1201-SMP-Menak-Jingga-Sj-Fiks
P. 16
PERPISAHAN
Namun, semuanya diam dan tampak kelam. Yang kelihatan
hanya daun yang bergoyang-goyang seolah-olah mengucapkan
kata perpisahan.
Pada saat Damarwulan hendak memasuki rumahnya, tiba-
tiba terlihat bayangan berlari-lari sambil memanggil-manggil,
“Kanda…, Kanda Damarwulan…, ke mana sajakah Kanda sejak
siang tadi? Mengapa malam begini baru datang?” terdengar suara
lembut memecahkan keheningan.
Damarwulan sama sekali tidak terkejut mendengar suara
itu sebab ia yakin bahwa yang memanggil itu pastilah istrinya.
“Dinda Anjasmara, bukankah Bapak Patih telah memberi
tahu kepergianku siang tadi?” tanya Damarwulan.
“Ah, Kanda…, ayah tidak bercerita apa-apa tentang kanda. Ke
mana sajakah siang tadi, Kanda?” tanya Anjasmara manja.
“Dinda, siang tadi kanda diajak bapak ke istana menghadap
Kanjeng Ratu Ayu Kencana Wungu.” jawab Damarwulan sambil
memperhatikan istrinya.
“Oh…, mengapa Kanda tidak memberi tahu dinda terlebih
dahulu?”
“Kanda tadi ingin memberi tahu Dinda, tapi Dinda tidak ada.
Ayo, ke mana siang tadi?” Damarwulan balas bertanya.
“Dinda tidak ke mana-mana, paling ke keputren bersama
para abdi.”
“Pantas …, ketika kanda akan pamit, Dinda tidak ada.”
“Mengapa, Kanda tidak meninggalkan pesan atau menulis
surat?”
“Maafkanlah istriku, seandainya bapak tidak tergesa-gesa,
pastilah kanda meninggalkan pesan untukmu.”
11