Page 169 - 5f871381b4cd9c6426e115cd17c3ac43
P. 169
Keanekaragaman Genetika | 145
PEMANFAATAN SUMBER DAYA GENETIKA PISANG DALAM PEMULIAAN PISANG TRIPLOID
Kultivar pisang memiliki ciri terdiri atas lebih dari satu genom (AA, AAA, AAB, ABB, BB, AAAA, AAAB),
polen steril, kegagalan dalam sistem penyerbukan/pembuahan, dan partenokarpi (karpel tumbuh tanpa
fertilisasi, embrio tidak berkembang sehingga buah terbentuk tanpa biji). Kultivar/klon pisang terbukti
berasal dari persilangan antara M. acuminata (AA) dan M. balbisiana (BB). Genom AA bertanggung
jawab terhadap rasa manis atau asam dengan kadar pati rendah, sedangkan genom BB berkaitan
dengan kadar pati yang lebih tinggi. Kombinasi dari kedua genom tersebut menghasilkan beberapa
kultivar berdasarkan kelompok genomnya, seperti pisang diploid AA (pisang mas, pisang jari buaya,
pisang berlin, pisang oli yang secara umum dicirikan oleh ukuran buah kecil dan kulit tipis menempel
pada daging buah), pisang triploid AAA (pisang ambon/gross michel, pisang ambon lumut/cavendish,
pisang barangan), AAB (pisang raja, raja sereh, pisang tanduk, pisang nangka), ABB (pisang siam, saba,
pisang kepok), BB (pisang klutuk, klutuk wulung, dan klutuk warangan) serta pisang tetraploid AAAB
(pisang ustrali).
Pemuliaan pisang budi daya sangat sulit karena sistem genetika yang kompleks, partenokarpi,
sterilitas betina/tidak berbiji, serbuk sari yang steril/sterilitas jantan, tingkat ploidi, dan kelompok genom
yang berlainan serta siklus hidup tanaman yang panjang. Oleh karena itu, pemanfaatan pisang liar
sebagai sumber polen sekaligus sumber ketahanan terhadap penyakit menjadi penting. Salah satu
strategi yang dianut untuk pemuliaan pisang adalah persilangan induk tetraploid dengan induk diploid
sebagai sumber tepung sari untuk menghasilkan pisang triploid (Stover & Simmonds, 1987).
Oleh karena itu, penggandaan kromosom pisang diploid yang mempunyai sifat yang diinginkan
sehingga menjadi pisang tetraploid untuk induk persilangan merupakan salah satu prasyarat utama
untuk pemuliaan pisang triploid. Lebih dari 12 aksesi pisang tetraploid hasil penggandaan kromosom
secara in vitro telah dihasilkan oleh LIPI, dua di antaranya sudah terdaftar di Perlindungan Varietas dan
Perizinan Pertanian dengan No. 180/PVHP/2013 dan No. 181/PVHP/2013 dengan nama Pisang LIPI MJ4
dan Pisang LIPI ML4. Demikian pula hibrid pisang triploid Madu x Musa acuminata var malaccensis telah
berhasil diperoleh (Poerba et al. 2012).
6) Koleksi IPB, yakni 22 aksesi yang ditanam aksesi apel ditanam di KP Tlekung dengan
di Kebun Percobaan Pasirkuda (16 di umur 6 tahun berjumlah 305 pohon dan
antaranya berasal dari hasil eksplorasi di yang berumur 2 tahun berjumlah 60 pohon.
Lampung) dan 65 di Kebun Percobaan Varietas yang sudah dilepas di antaranya
Tajur. Rome Beauty, Manalagi, dan Anna. Koleksi
anggur terdapat 43 aksesi anggur, sebagian
Di Indonesia, koleksi kultur jaringan besar masih merupakan koleksi, 25 aksesi
pisang tersebar di berbagai lokasi dan in- lengkeng dan 19 aksesi stroberi, yang ditanam
stitusi, di antaranya Kementerian Pertanian di KP Tlekung, di antaranya Dorit, Lokal
(Balitbu, Dinas Pertanian Yogyakarta), IPB Brastagi, Aerut, Sweet Charlie, dan California.
(introduksi diperoleh dari ITC sebanyak 50
berupa tanam an hasil perbanyakan kultur Jumlah koleksi plasma salak, mangga
jaringan), LIPI, dan beberapa universitas di dan pisang menduduki koleksi tertinggi di
Indonesia. Balai tersebut. Berdasarkan hasil penelitian,
beberapa kultivar unggul buah lokal tercan-
tum dalam Tabel 29.
Buah-Buahan Lain Buah-buahan minor lainnya seperti tapos
SDG buah-buahan lain yang tidak terma- (Elettariospermum tapos), menteng (Baccaurea
suk unggulan nasional saat ini tersebar di spp.), canar (Smilax macrocarpa), rasberi
ber bagai instansi. Balitbu memiliki koleksi (Rubus spp.), jamblang (Syzygium cumini),
alpokat (20 aksesi), belimbing (17 aksesi), matoa (Pomelia pinnata), asam keranji (Dialium
jambu air (16 aksesi), jambu (20 aksesi), nenas spp.), asam gelugur (Garcinia atroviridis),
(150 aksesi), pepaya (25 aksesi), rambutan (27 asam kandis (Garcinia parvifolia), dan gitaan
aksesi), sirsak (18 aksesi), nangka (12 aksesi), (Willughbeia spp.) perlu mendapat perhatian.
sawo (7 aksesi), melon (6 aksesi), kesemek (6
aksesi), biwa (5 aksesi), namnam (6 aksesi), Pada umumnya, kendala utama penge-
semangka (9 aksesi), duku (5 aksesi), langsat lolaan SDG tanaman adalah keterbatasan
(2 aksesi), matoa (3 aksesi), dan lengkeng sumber daya manusia, dana dan pengelolaan/
(11 aksesi). Balitjestro memiliki 72 aksesi manajemen. Selain itu, serangan hama dan
apel terdiri atas 4 aksesi batang bawah, 68 penyakit merupakan kendala dalam pelesta-