Page 173 - 5f871381b4cd9c6426e115cd17c3ac43
P. 173
Keanekaragaman Genetika | 149
Pemerintah Indonesia melalui Kemen- dikumpulkan dari pohon induk per populasi
terian Kehutanan telah menetapkan kon- yang mewakili keseluruhan, dengan asumsi
servasi genetika ex situ untuk jenis tanaman tidak terjadi persilangan antarpohon induk
hutan yang terancam punah demi tujuan (Nugroho 2012). Beberapa lokasi konservasi
reproduksi, ketahanan terhadap hama dan ex situ tanaman hutan telah ditetapkan (Tabel
penyakit, kemampuan beradaptasi dari 32).
perubahan iklim, dan perbaikan produksi Konservasi Sumber Daya Genetika Tum-
melalui program perbaikan tanaman hutan buhan Hutan (KSDGTH) tingkat desa yang
(Tabel 31).
idenya berasal dari Setijati Sastrapraja (Sas-
Program konservasi genetika pohon trapradja 2005) telah ditetapkan Kementrain
merupakan aktivitas yang menyatu dengan Kehutanan. Pelaksanaan KSDGH tingkat desa
kegiatan pemuliaan pohon untuk mewujud- oleh Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan
kan pengelolaan hutan yang lestari. Kebun Pemuliaan Tanaman Hutan sudah dilakukan
konservasi genetika dapat menyediakan di tiga lokasi, yaitu Cilacap (2006), Gunung
material genetika yang diperlukan untuk Kidul (2006 dan 2008), dan Blitar (2007).
menghasilkan benih unggul atau tanaman
dengan karakteristik yang sesuai dengan
keinginan. Konservasi genetika juga ber- 5.2.6 Pelestarian
fungsi dalam mempertahankan luasnya basis
genetika suatu jenis sehingga besarnya variasi 5.2.6.1 Pelestarian In Situ
genetika tetap terjaga. Kebun konservasi ge- Berbeda dengan pelestarian ex situ, pelestarian
netika merupakan kontribusi yang signifikan in situ memungkinkan populasi jenis tanaman
dalam pelestarian jenis yang terancam punah, dipelihara dalam habitat alami dan habitat
endemik, ekotipe, unik, dan bernilai ekonomi. pertanian sehingga proses evolusi yang mem-
Pembangunan blok konservasi genetika bentuk keragaman genetika dan adaptabilitas
tanaman hutan meliputi eksplorasi, pemilihan populasi tanaman terus berlangsung. Pada
pohon induk, pengunduhan dan pengumpul- pelestarian lekat lahan (on-farm conservation),
an benih, persemaian dan penanaman. Benih landraces terus ber evolusi dipengaruhi oleh
Tabel 31. Konservasi Genetika Beberapa Jenis Prioritas Tumbuhan Hutan
No. Jenis Prioritas Lokasi
1 Cendana (Santalum Hutan Penelitian Watusipat, Gunung Kidul, DIY, tahun tanam 2002,
album) 2003, dan 2005. Luas 3,5 ha. Berasal dari 26 provenans (NTT dan
Jawa)
2 Araukaria Hutan Penelitian Sumberwaringin, Bondowoso, Jawa Timur, tahun ta-
(Araucaria nam 2002, luas 1 ha. Berasal dari beberapa provenans Papua (Nerwah,
cuninghamii) Tuan, Tumbii, Anjai, Dakrau, Morepem, Anggresi, Serui, Wamena).
3 Merbau (Intsia Hutan Penelitian Sumberwaringin, Bondowoso, Jawa Timur, tahun
bijuga) tanam 2005, 2006, luas 3,25 ha. Lokasi di Hutan Penelitian Watusipat,
Gunung Kidul, DIY, tahun tanam 2007 seluas 3 ha. Berasal dari
beberapa provenans Papua, Maluku, Maluku Utara.
4 Ulin Hutan Penelitian Sumberwaringin, Bondowoso, Jawa Timur. Tahun
(Eusideroxylon tanam 2004, 2005, dan 2006. Luas 3 ha. Berasal dari provenans
zwageri) Kalimantan Timar, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Bangka-
Belitung, Sumatra Selatan, dan Jambi.
Kebun/plot konservasi genetika di Kemampo, Banyuasin, Sumatra
Selatan, berasal dari lima populasi Batanghari, Sarolangun, Musi
Banyuasin, Musi Rawas, dan Kalimantan.
5 Penghasil Penelitian dilakukan sejak tahun 2005, lokasi di petak TTT 23 seluas
Tengkawang (Shorea 100 ha, di areal PT SJM, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Jenis-
spp.) jenis Shorea penghasil tengkawang (Shorea macrophylla, S. pinanga, S.
stenoptera, S. seminis. Shorea compressa).
6 Eboni (Diospyros Kebun Konservasi Genetika di TN Bantimurung Bulusaraung luas 2 ha,
celebica) berasal dari 6 provenan.