Page 298 - 5f871381b4cd9c6426e115cd17c3ac43
P. 298
274 | Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia 2014
Sumber: Olival, Bogich et al., unpublished
Gambar 137. Jumlah jenis virus yang unik (dari ICTV Taksonomi) untuk setiap ordo
mamalia dari tinjauan banyak literatur
CANINE DISTEMPER VIRUS (CDV) PADA KARNIVORA
Penelitian Deem et al. (1999) memperlihatkan bahwa Canine Distemper Virus (CDV) menyerang
anjing domestik. Dampak penyakit CDV sudah masuk peringkat kedua setelah rabies. Statusnya
sudah mulai menyerang semua suku karnivora darat seperti yang terjadi di Afrika, dari hyena
ke singa. CDV menyebabkan kerusakan pada otak sehingga mengubah perilaku satwa liar
untuk takut akan manusia. Kejadian di Swiss menginformasikan bahwa CDV telah membunuh
sekitar 19 singa dan harimau. CDV diindikasi menjadi potensial zoonosis yang dapat berasosiasi
dengan beberapa sclerosis manusia. Sejak tahun 2012, di Indonesia CDV telah menjadi isu
yang diwaspadai sebab berpotensi menjangkiti harimau dan kucing besar lainnya.
Perkembangan jumlah penyakit dunia Pertanian Republik Indonesia Nomor 4971/
yang berperan sebagai zoonosis mengindi- Kpts/OT.140/12/2013 tentang Penetapan
kasikan bahwa penyebaran virus melalui Zoonosis Prioritas. Dengan adanya perangkat
kelelawar jauh lebih meningkat dibandingkan hukum ini arah dan strategi pencegahan, pe-
burung dan fauna pengerat rodensia. Indeks ngendalian, dan penanganan zoonosis dapat
diversitas virus dunia pada rodensia adalah dijalankan dengan baik dan terkoordinasi
9,54, karnivora 1,21, dan kelelawar 33,08 mulai tingkat pusat sampai daerah.
(Gambar 137).
Dalam kaitan dengan pencegahan zoo-
nosis dari satwa liar ke manusia dan hewan
10.6.1 Penanggulangan Zoonosis lainnya, beberapa hal dapat dilakukan, antara
Pemerintah Indonesia melalui Peraturan lain
Presiden Nomor 7 Tahun 2006 tentang Komite 1) tidak memelihara satwa liar di rumah,
Nasional Pengendalian Flu Burung (Avian 2) menjaga sanitasi dan nutrisi satwa liar
Influenza) dan Kesiapsiagaan Menghadapi yang dipelihara pada lembaga-lembaga
Pandemi Influenza telah menetapkan konservasi,
langkah-langkah pencegahan dan penangan- 3) mengurangi konversi habitat satwa liar
an flu burung dan penyakit terkait. Komite seperti lahan basah dan hutan menjadi
Nasional Flu Burung ini dilanjutkan dengan area pemukiman atau peruntukan lain
dibentuknya Komisi Nasional Pengendalian sehingga kemungkinan kontak langsung
Zoonosis berdasarkan Peraturan Presiden dapat dihindari,
Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pengendalian
Zoonosis. Di samping itu, Kementerian 4) pemeriksaan rutin zoonis patogen di
Pertanian mengeluarkan Keputusan Menteri lembaga konservasi ex situ, seperti kebun
binatang, taman satwa, dan taman safari.