Page 296 - 5f871381b4cd9c6426e115cd17c3ac43
P. 296

272 |  Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia 2014

                     but berakhir di Indonesia. Potensi ancaman    elang jawa  (Spizaetus bartelsi), belibis kem-
                     transmisi  H5N1  dari  burung  bermigrasi     bang (Dendrocygna  arcuata), itik alis (Anas
                     tidak hanya akan memberikan efek pada           superciliosa), gemak tegalan (Turnix  sylvatica),
                     kesehatan manusia dan hewan lain, tetapi      mandarpadi sintar (Gallirallus   striatus),
                     juga usaha pelestarian burung tersebut jika   mandar besar (Porphyrio porphyrio), cerek
                     penanganannya disamakan dengan unggas         kernyut (Pluvialis fulva), cerek kalung kecil
                     domestik yang terinfeksi.                     (Charadrius dubius)-burung bermigrasi, cerek
                                                                   tilil  (Charadrius  alexandrinus), gagangbayam
                         Berdasarkan hasil penelitian flu burung   belang (Himantopus  leucocephalus), perkutut
                     yang dilakukan oleh berbagai pihak di Pulau    jawa (Geopelia striata), wiwik lurik (Cacomantis
                     Jawa dan Sulawesi pada tahun 2007 sampai      sonneratii), cabak kota (Caprimulgus affinis),
                     dengan 2010, virus H5N1 ini dijumpai pada 28   rajaudang meninting  (Alcedo meninting),
                     jenis burung liar di antaranya: blekok sawah   rajaudang biru (Alcedo coerulescens), merbah
                     (Ardeola speciosa), kokokan laut  (Butorides   cerukcuk  (Pycnonotus goiavier), kerakbasi
                       striatus),  bambangan  kuning  (Ixobrychus   besar (Acrocephalus orientalis), kipasan belang
                     sinensis), kuntul kecil (Egretta garzetta), kuntul   (Rhipidura  javanica),  burung  gereja  erasia
                     perak (Egretta intermedia), kuntul kerbau     (Passer montanus), dan jalak suren (Sturnus
                     (Bubulcus ibis), kowakmalam abu (Nycticorax   contra) (Prawiradilaga 2010, Prawiradilaga
                     nycticorax) elang brontok  (Spizaetus cirrhatus),   et al. 2010, Elfidasari et al. 2011). Namun






                                        KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) FLU BURUNG DI INDONESIA
                           Avian Influenza (AI) atau yang dikenal dengan Flu Burung (FB) dilaporkan pertama kali di
                           Indonesia pada tahun 2003. Kemudian menular secara anthroponozis ke manusia pertama
                           kali (dilaporkan) pada bulan Juni 2005. Data Kementerian Kesehatan dari tahun 2005–2013
                           mencatat 191 kejadian manusia terserang FB dan sebanyak 161 orang meninggal karena
                           penyakit ini. Informasi terkini menunjukkan bahwa FB telah tersebar di 15 provinsi di Indonesia
                           meliputi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Lampung, Jawa Tengah, Sumatra Utara, Jawa Timur,
                           Sumatra barat, Sulawesi Selatan, Sumatra Selatan, Riau, Bali, DI Yogyakarta, Bengkulu, dan Nusa
                           Tenggara Barat. Sebanyak 78% kematian FB pada manusia terjadi pada usia muda dengan
                           kategori umur 0–30 tahun.
   291   292   293   294   295   296   297   298   299   300   301