Page 65 - 5f871381b4cd9c6426e115cd17c3ac43
P. 65
Keanekaragaman Ekosistem | 41
Cetraria spp., dan Thamnomalia tumidicaulis.
Semak yang paling banyak ditemukan adalah
Styphelia suaveolens, Tetramolopium ericoides,
dan Rhododendron correoides.
Vegetasi semak kerangas kerdil menem-
pati puncak punggung gunung dan lereng
pada ke tinggian lebih dari 4.200 m dpl
yang dipengaruhi pergerakan es neoglasial.
Komunitas ini terdiri atas hamparan semak
hingga setebal 200 cm yang umumnya ter-
diri atas Styphelia suaveolens, Tetramolopium
Foto: Rahajoe 2012 klosii, T. pilosovillosum, kadang kala Coprosma
Gambar 24. “Edelweiss” (Anaphalis sp.), jenis brassii, semak Senecio sp., dan Rytidosperma
tumbuhan yang dapat ditemukan di ekosistem oreoboloides.
sub-alpin Tundra alpin tersebar pada keting-
gian 4.230 hingga 4.600 m dpl dan telah
yang mempunyai daya adaptasi yang tinggi tersingkap oleh adanya lelehan es secara
terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem. terus-menerus selama 30 tahun, ditumbuhi
Beberapa jenis pohon yang mendominasi lumut dan beberapa jenis herba yang
di hutan sub-alpin Gede Pangrango adalah mampu tumbuh di tanah mineral alkalin.
cantigi (Vaccinium varingiaefolium) dari suku Jenis-jenis lumut utama di antaranya adalah
Ericaceae, yang dapat dengan mudah dijum- Breutelia aristivolia, Epilobium detznerianum,
pai di sepanjang jalan setapak menuju kawah. Gnaphalium breviscapum, Plantago aundensis,
Keberadaan jenis ini sangat menarik karena dan Ranunculus spp. (Karti kasari et al. 2012).
daun mudanya mempunyai warna menarik,
yaitu merah bersinar sehingga memperindah
hutan sub-alpin. Tumbuhan lain yang dapat 2.2 Ekosistem Buatan
ditemukan adalah Anaphalis sp. (Gambar 24). Ekosistem buatan diciptakan manusia untuk
Serupa dengan di Jawa Barat, pohon-pohon memenuhi kebutuhan hidupnya. Ekosistem
di hutan sub-alpin Papua juga hanya men- buatan mendapatkan subsidi energi dari
capai tinggi antara 10–15 m. Beberapa jenis luar, tanaman, atau hewan peliharaan yang
pohon yang banyak dijumpai di daerah ini didominasi pengaruh manusia dan memiliki
di antaranya adalah Rapanea sp., Dacrycarpus keanekaragaman rendah (Hutagalung 2010).
compactus, dan Papuacedrus papuan.
4. Hutan Alpin
Hutan alpin di Indonesia terdapat
di Pegu nung an Jayawijaya, Papua
(Gambar 25) dengan ketinggian
4.100 sampai 4.600 m dpl. Vegetasi
pada tipe ini merupakan komuni-
tas jenis-jenis berkategori semak
dengan tipe vegetasi padang
rumput, kerangas, dan tundra.
Vegetasi padang rumput
pendek (pada ketinggian 4.200
m dpl) didominasi oleh rumput-
rumputan jenis Agrostis infirma,
Calamagrostis brassii, Anthoxan
thum horsfieldii var. angustum,
Rytidosperma oreoboloides, dan
Poa callosa. Lantai hutan tertu- Foto: Rahajoe 2012
tup lumut, terutama Racomi
trium crispulum, Frullania reimersii, Gambar 25. Ekosistem Alpin di Papua