Page 65 - Parpol: Kaya Uang, Miskin Ideologi
P. 65

infrastruktur  pendidikan  masih  terkonsentrasi  di  Sleman  dan  Yogya,  padahal  harus
           dikembangkan secara merata.
                Dalam konteks Keistimewaan DIY, kolaborasi kewilayahan lintas “smart city”
           dan “smart regency” menjadi sangat penting. Pertama, urusan-urusan Keistimewaan
           DIY  sebagaimana  diatur  dalam  UUK  adalah  urusan-urusan  bersama  yang
           kewenangannya memang berada di level provinsi. Kelima urusan Keistimewaan itu
           adalah  masalah-masalah  “keistimewaan”  di  dalam  bidang  (1)  kepemimpinan,  (2)
           pemerintahan, (3) tata ruang, (4) pertanahan, (5) kebudayaan.
                E-learning  tentang  Keistimewaan  DIY  misalnya,  merupakan  salah  satu
           “praksis”  digitalisasi  yang  memang  harus  ditangani  di  level  provinsi.  Dalam
           Masterplan  JSP,  lemahnya  pemahaman  tentang  Keistimewaan  DIY  merupakan  isu
           krusial  yang  harus  segera  ditangani.  Strategi  pendidikan  dan  pengkaderan
           Keistimewaan DIY akan terakselerasi jika dikelola secara “smart” dengan aplikasi-
           aplikasi canggih yang kreatif-inovatif.
                Kedua,  kolaborasi,  koordinasi,  dan  sinergi  digital  lintas  wilayah  diperlukan
           supaya pembangunan digitalisasi DIY berbasis pada nilai-nilai Keistimewaan Yogya.
           Ini yang menurut Ketua Tim JSP Lukita menjadi ciri pembeda JSP dibanding konsep
           “smart city” lain yang sudah ada. Dalam bagan lingkaran JSP, terdiri dari 5 dimensi
           (smart  governance,  smart  living,  smart  society,  smart  environtmen,  smart  culture)
           yang dijiwai oleh nilai-nilai Yogya sebagai pusat atau ruh dari JSP.
                Nilai-nilai  Keistimewaan  Yogya  yang  menjadi  ruh  JSP  terangkum  dalam
           ungkapan filosofis “hamemayu hayuning bawana”, “sangkan paraning dumadi”, dan
           “manunggaling kawula lan gusti”. Intinya adalah visi untuk memperindah dunia, serta
           bertumbuh dan berkembang maksimal menjadi SDM (Sumber Daya Manusia) yang
           unggul dalam intelektualitas, mentalitas, dan spiritualitas.
                Dalam  Masterpan  JSP,  nilai-nilai  filosofis  itu  kemudian  diterjemahkan
           menjadi  sistem  norma  (paradigma)  yang  bersifat  operasional.  Arah  kebijakan  dan
           rumusan  strategi  mengenai  isu-isu  strategis  DIY  dilandasi  oleh  norma-norma
           paradigmatik itu. Baru kemudian ditetapkan solusi-solusi indikatif yang bersifat teknis
           termasuk pemilihan aplikasi-aplikasi digital yang komprehensif.
                Pembagunan  smart  city,  smart  regency,  dan  akhirnya  smart  provinve  yang
           untuk  DIY  bernama  JSP  itu  memposisikan  kebudayaan  sebagai  panglima  dan
           teknologi  digital  sebagai  senjata.  Nilai-nilai  budaya  membuat  kita  cerdas  dalam
           mencipta,  memilih,  dan  menggunakan  teknologi.  Digitalisasi  tidak  sekadar

                                        64
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70