Page 67 - Parpol: Kaya Uang, Miskin Ideologi
P. 67

konflik.  Digitalisasi  memungkinkan  warga  untuk  bukan  hanya  tahu  namun  bisa
           memahami lebih detil, bahkan berkonek langsung dengan para ahli, para pengampu
           kebjiakan di level Pemda, dan para pengampu adat di level Kraton.
                UUK DIY menekankan pengaturan Keistimewaan DIY berdasar kearifan lokal
           dan  keberpihakan  pada  rakyat.  Sehingga,  dalam  pembuatan  Perdais  misalnya,
           masyarakat  dimungkinkan  untuk  memberi  masukan,  usulan,  kritik,  dan  saran.
           Masyarakat  tentu juga berkesempatan berpartisipasi  dalam mengelola kegiatan  atau
           program  dengan  dukungan  Danais.  Masyarakat  juga  bisa  mengontrol  dan
           mengevaluasi  penerapan Keistimewaan itu sendiri. Partisipasi  dan kontribusi warga
           ini akan dimudahkan dan diakselerasi jika dikelola secara cerdas. Edukasi dalam arti
           sosialisasi  dan  internalisasi  Keistimewaan  DIY  yang  dilakukan  Pemerintah  dan
           Kraton  kepada  para  pamong,  PNS,  dan  beragam  elemen  masyarakat  tentu  juga
           menjadi efektif dan efisien dengan sistem e-learning.
                Berbicara soal pengelolaan komunitas cerdas (smart city, smart regency, smart
           province), pemda dan masyarakat tampak relatif siap dan responsif. Pemkot Yogya
           saja sudah dengan energiknya meluncurkan “Jogja Smart Service” yang didisain kian
           komprehensif.  Di  level  masyarakat,  urusan  bepergian,  mengirim  barang,  memesan
           makanan, hingga menghidupkan dan mematikan AC rumah via HP dari jauh, semua
           sudah digitalized.
                Yang  perlu  siap  justru  para  pengampu  e-learning  Keistimewaan,  sebab
           pendidikan di era revolusi digital masa kini sangat progresif dan transformatif. Kita
           tidak  bisa  lagi  mendidik  dengan  gaya  otoriter  yang  serba  top  down.  Pendidik  era
           digital juga bukan lagi menjadi fasilitator berotoritas mutlak. Teknologi informasilah
           yang memfasilitasi proses belajar. Guru manusiawi digantikan oleh mesin kecerdasan
           buatan  (artificial  intelligence).    Dalam  e-learning  Keistimewaan,  website
           menyediakan  kurikulum  dan  bahan  ajar  yang  selalu  bisa  di-update  dan  di-upgrade
           setiap saat, serta bisa diakses oleh para pembelajar tiap waktu.
                Dalam e-learning Keistimewaan di era disruptif masa kini, warga yang ingin
           belajar  tentang  seluk  beluk  Yogya  bisa  mengakses  langsung  para  ahli.  Diklat
           Keistimewaan bersifat kelas maya. Dalam edukasi era “4.0”, prinsipnya, pembelajar
           adalah  konektor,  kreator,  dan  konstruksionis  dalam  proses  belajar-mengajar.  Murid
           berpeluang menjadi pencipta dan pembagi informasi (learner as content producer and
           sharer).



                                        66
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72