Page 70 - Parpol: Kaya Uang, Miskin Ideologi
P. 70
Untuk pembangunan di Yogya, orientasi pada sistem nilai merupakan mandat dari
Undang-Undang Keistimewaan DIY (UU No 13 Tahun 2012).
1. Pasal 4 UUK tentang “Asas pengaturan Keistimewaan DIY”. Orientasi pada nilai
budaya Yogya ditekankan karena dua dari beberapa asas yang penting adalah asas
ke-bhinneka-tunggal-ika-an dan asas pendayagunaan kearifan lokal.
2. Pasal 5 UUK tentang “Tujuan pengaturan Keistimewaan DIY”. Disamping
membangun pemerintahan yang demokratis dan mewujudkan kesejahteraan dan
ketenteraman masyarakat, Keistimewaan Yogyakara juga bertujuan mewujudkan
ke-bhinneka-tunggal-ika-an dan mengembangkan budaya Yogyakarta yang
merupakan warisan budaya bangsa. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan
Yogya harus berorientasi pada sistem nilai Yogya.
Sumber Sistem Nilai Yogya
Mengenai nilai-nilai Keistimewaan DIY, sumbernya adalah sejarah
kebudayaan asli Yogyakarta yang berakar pada dua kerajaan Kasultanan dan
Kadipaten Pakualaman. Penekanan pada peran kedua kerjaaan itu sesuai dengan
amanat UUK DIY yang menegaskan bahwa salah satu tujuan pengaturan
Keistimewaan DIY adalah “melembagakan peran dan tanggungjawab Kasultanan dan
Kadipaten dalam menjaga dan mengembangkan budaya Yogyakarta yang merupakan
warisan budaya bangsa”.
Sistem Nilai Keistimewaan Yogya
Adapun nilai-nilai utama Keistimewaan Yogyakarta itu adalah nilai-nilai
filosofis yang merupakan visi pembangunan Kasultanan Yogyakarta oleh pendirinya
pada 1755, Sri Sultan Hamengku Buwono I. Nilai-nilai itu terangkum dalam tiga
ungkapan sebagai berikut:
1. Hamemayu Hayuning Bawana, yaitu visi untuk memperindah dunia yang indah,
yaitu membangun kebudayaan luhur bagi kehidupan yang baik.
2. Sangkan Paraning Dumadi, yaitu visi perjalanan hidup manusia, dari lahir,
dewasa hingga akhir hayat, yang harus berkembang dalam kapasitas SDM
(Sumber Daya Manusia) yang unggul secara intelektual, karakter, kepribadian,
dan spiritualitas melalui proses belajar yang intentif. Hal ini sesuai dengan visi
RPJMD DIY 2017-2022 untuk “memuliakan martabat manusia”
69