Page 74 - Parpol: Kaya Uang, Miskin Ideologi
P. 74

Tata Nilai Keistimewaan Yogyakarta sebagai
            Wujud Bangkitnya Renaisans Peradaban Baru
                               Bhumi Mataram

                             Oleh Mas Bekel Jaya Supriyanto













           Filofofi Tata Nilai Kraton Mataram Jogjakarta
                Pembangunan Kraton, sebagai salah satu pusat pemerintahan Kerajaan Jawa
           secara  umum  didirikan  tidak  semata-mata  berdasarkan  kondisi  Geografis  dan  Fisik
           tanah saja. Namun juga menyangkut berbagai dimensi yakni Religius, Kultural, dan
           Filosofi.  Ngayogyakarta  oleh  Sultan  Hamengku  Buwana  I  tidak  dibangun  semata-
           mata  karena  segi  praktis.  Banyak  filosofis  yang  dikandung  di  dalamnya.  Dimensi
           filosofis keraton dapat diartikan seperti duplikat dari kosmos yang memiliki kekuatan
           sentrifugal terhadap sekitarnya termasuk juga manusia sebagai mikro kosmos. Bentuk
           bangunan Kraton nantinya sarat dengan simbol-simbol hidup dan kehidupan manusia.
           Hubungan Tuhan – Manusia – alam semesta tergambar dalam bentuk bangunan.
                Planologi  Kraton  Yogyakarta  didasarkan  pada  sebuah  garis  sumbu  imajiner
           yang  menghubungkan  antara  laut  selatan  -  Panggung  Krapyak  –  Kraton  –  Tugu  -
           sampai  ke  Gunung  Merapi.  Secara  filosofis  garis  tersebut  mempunyai  makna
           tersendiri, yakni keselarasan dan keseimbangan hubangan antara manusia dan Tuhan
           dan antara manusia dan sesamanya.  Kesemuanya itu berada pada  gambaran sumbu
           kelanggengan.  Secara  filosofis-simbolis  struktur  tata  rakit  bangunan  keraton
           membujur  dari  selatan  (Krapyak)  ke  utara  (Kraton)  melambangkan  sebuah  proses
           perjalanan manusia sejak dari bersatunya benih  pria-wanita, saat  dalam kandungan,
           kelahiran,  sampai  dengan  proses  aktivitas  hidup  dari  magang  (persiapan)  menuju
           manusia seutuhnya. Sejatinya poros Panggung Krapyak-Keraton-Tugu Golong Gilig
           memiliki  makna  filosofis  “dari  mana  manusia  berasal  akan  kembali  ke  asalnya”


                                        73
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79